Jakarta (ANTARA) - Sekitar 9.000 pelari ikut ambil bagian dalam ajang Shanghai International Marathon yang berlangsung Minggu.
Dilansir AFP, Minggu, media China melaporkan bahwa kegiataan massal seperti perlombaan lari itu menjadi yang pertama kalinya digelar setelah setahun sejak virus corona mengacaukan seluruh agenda olahraga.
Para pelari harus lulus tes virus corona terlebih dahulu untuk mengikuti lomba. Mereka juga diminta untuk memakai masker sebelum dan sesudah perlombaan.
Baca juga: Paris Marathon digelar Oktober 2021
Sekitar 9.000 pelari itu sudah diprediksi ambil bagian di Shanghai Marathon. Jumlah tersebut turun drastis dari biasanya yang bisa mencapai 38 ribu partisipan. Pada edisi kali ini tidak ada atlet luar negeri yang ikut perlombaan. Pun demikian dengan penonton juga diminta untuk menjauh dari kerumunan.
Sebelum lomba dimulai, para pejabat setempat telah menggembar-gemborkan kegiatan Shanghai Marathon sebagai kesempatan untuk menunjukkan ke seluruh dunia tentang upaya China—tempat awal virus corona muncul akhir tahun lalu—bangkit meskipun krisis kesehatan global masih berlangsung.
Baca juga: Boston Marathon batal digelar April 2021
Padahal ajang bergengsi lain seperti New York, Berlin, Boston, dan Chicago Marathon telah membatalkan kegiatannya pada tahun ini. Sementara London dan Tokyo hanya terbuka bagi pelari elit.
Tak mau turut menjadi korban pembatalan, Shanghai Marathon memilih untuk tetap berjalan di bawah langit cerah setelah beberapa hari diguyur hujan. Berbagai langkah antisipasi penularan virus pun turut diterapkan sepanjang perlombaan.
Shanghai berada di ujung tanduk menyusul penyebaran kasus lokal baru-baru ini. Untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang semakin meluas, pemerintah China telah menerapkan kebijakan lockdown ketat serta tes massal yang lebih agresif.
Baca juga: Tersangkut kasus doping, pemenang Sofia Marathon diskors
Baca juga: Betmen dan Pretty juara Borobudur Marathon 2020
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020