Berpusat di Banda Neira, gugusan pulau-pulau kecil yang terletak di sebelah Tenggara pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, acara tahunan "Sail Indonesia 2010" akan dilaksanakan.
Kegiatan akbar yang direncanakan berlangsung pada 27 Juli hingga 8 Agustus 2010 itu akhirnya dikenal dengan sebutan "Sail Banda".
Pemerintah Indonesia merencanakan untuk mengundang beberapa kepala negara sahabat dalam perhelatan yang akan memamerkan keindahan Taman Laut Banda.
Belajar dari sukses Sail Bunaken 2009, Sail Banda ingin mendemonstrasikan kepada dunia internasional bahwa Maluku, sebagai bagian dari kawasan Indonesia bagian timur begitu kaya akan potensi kelautan, wisata bahari, terumbu karang, kebudayaan dan sektor perikanan.
Kegiatan yang dinaungi oleh Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 itu diantaranya berisikan lomba perahu layar, yang dimulai dari Darwin Australia, lomba memancing, dan turnamen menyelam internasional.
Selain itu akan dihadirkan tujuh konferensi nasional dan internasional diantaranya konferensi kerjasama Indonesia-Australia di Bidang Kelautan dan Perikanan, konferensi internasional terumbu karang dan pulau-pulau kecil, konferensi nasional ke-VII Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau Kecil.
Ada juga seminar internasional tanaman sagu, simposium internasional ilmu pengetahuan teknologi kelautan dan perikanan serta seminar internasional teknologi eksplorasi bawah laut.
Dalam kegiatan yang bertema "Small Island For Our Future" atau pulau-pulau kecil untuk masa depan kita itu juga akan diisi oleh kegiatan sosial yaitu operasi "Bakti Surya Baskara Jaya".
Operasi Bakti Surya Baskara Jaya merupakan kegiatan yang didukung oleh beberapa kementerian dan lembaga serta TNI Angkatan Laut dan Kementerian Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat menjadi koordinatornya.
Operasi Bakti Surya Baskara Jaya akan melakukan kegiatan bakti sosial dan bantuan kesehatan bagi masyarakat yang berada di Maluku bagian utara hingga selatan khususnya di wilayah pesisir pantai.
Bahkan, lima angkatan laut dari lima negara sahabat yakni Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Singapura dan Malaysia sudah menyatakan kesiapannya untuk ikut berpartisipasi dalam acara Operasi Bakti Surya Baskara Jaya.
Menariknya, angkatan laut Amerika Sertikat merencanakan untuk mendatangkan kapal rumah sakit terbesar AS USNS MERCY T-AH19 ke perairan Banda.
Kapal ini panjangnya 273 meter dan membawa 956 tenaga medis dan paramedis.
Rumah sakit terapung ini juga memiliki spektrum layanan bedah dan medis yang lengkap dan mampu menyimpan hingga 5.000 unit kantung darah dan menampung hingga 1.000 orang pasien.
Sementara itu, angkatan laut dari negara-negara lain yang ingin ikut berbagung dalam Sail Banda merencanakan untuk menurunkan kapal angkutan laut dan kapal perang mereka.
Operasi Bakti Surya Baskara Jaya merencanakan untuk melakukan kegiatan diantaranya bantuan kesehatan, operasi bimbing sumbing, pengobatan umum, pengobatan gigi dan mulut, katarak, operasi kecil dan besar lainnya, vaksinasi, pemberantasan penyakit menular dengan pemberian kelambu dan penyemprotan dan lain sebagainya bagi masyarakat di perairan banda, perairan ambon dan sekitarnya.
Partisipasi lima negara sahabat itu dinilai akan menjadi pintu gerbang untuk mendorong keinginan negara-negara lain di dunia untuk bergabung dalam Sail Banda yang diperkirakan akan menghabiskan anggaran lebih dari Rp40 miliar tersebut.
Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono mengatakan pemerintah berharap kegiatan Sail Banda bisa mendorong ekonomi di wilayah timur.
Menurut Agung, dengan mempromosikan potensi alam, kelautan, budaya, perikanan, tempat bersejarah dan lain sebagainya maka akan mendorong pertumbuhan pariwisata.
Agung juga mengatakan, kegiatan Sail Banda menunjukkan wilayah Indonesia, khususnya di bagian Timur siap untuk mendemonstrasikan berbagai potensi yang dimilikinya yang selama ini belum banyak dieksplorasi.
Selain itu, poin yang paling penting dalam kegiatan Sail Banda adalah keinginan untuk menunjukkan kepada dunia internasional kondisi Maluku pada saat ini sudah aman dan tidak ada lagi perang etnis.
"Maluku Aman baik untuk kegiatan investasi maupun untuk pariwisata," katanya.
Menko Kesra juga menambahkan, kegiatan Sail Banda 2010 merupakan bukti nyata bahwa Maluku siap untuk menjadi pintu gerbang bagi kawasan Indonesia bagian Timur.
"Ini bisa menunjukkan bahwa Maluku siap menjadi pintu gerbang bagi kawasan timur Indonesia baik dalam bidang Investasi, pariwisata, pembangunan dan lain sebagainya," katanya.
Ia juga meyakini, apabila Sail Banda 2010 bisa menarik perhatian dunia internasional maupun dunia usaha maka akan memacu peningkatan kesejahteraan rakyat di pulau-pulau terpencil kawasan Maluku.
"Saya harap usai kegiatan Sail Banda 2010 maka Maluku akan menjadi tujuan pariwisata baru dan menjadi penggerak roda kehidupan yang bermuara kepada peningkatan kesejahteraan rakyat," katanya.
Operasi itu juga akan melakukan pengobatan gratis, penyuluhan kesehatan, pemberian buku pelajaran sekolah dan buku keagamaan, bea siswa, komputer, kantin sehat di sekolah, pelayanan keluarga berencana, bantuan obat cacing, sarung, kain, penyerahan bibit mangrove, bibit kerapu, perahu nelayan, air bersih, sanitasi, dan renovasi mesjid, gereja dan bantuan sosial lainnya.
Untuk mewujudkan beberapa tujuan dalam penyelanggaraan Sail Banda 2010, Indonesia terus memperkenalkan kegiatan Sail Banda 2010 kepada dunia Internasional melalui para duta besar agar mereka mau ikut berpartisipasi.
"Kami ingin negara-negara sahabat ikut berpartisipasi dalam kegiatan Sail Banda 2010 di Maluku," kata Sekretaris Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, Indroyono Susilo usai pertemuan antara Pemerintah Indonesia dengan beberapa duta besar dari berbagai negara sahabat.
Sejumlah duta besar yang sudah melakukan pertemuan terkait sosialisasi Sail Banda 2010 di antaranya adalah duta besar China, Brunei Darussalam, Brazilia, Spanyol, Thailand, Peru, Timor Leste, Kuba, Qatar, Belgia, Palestina, Austria, Singapura, Rumania, Afrika Selatan, Panama, Nigeria, dan Rumania.
"Acara ini merupakan kesempatan bagi Maluku dan wilayah Indonesia bagian Timur lainnya untuk "unjuk gigi" kepada dunia internasional mengenai potensi daerah yang luar biasa yang dimiliki," katanya.(W004/T010)
Oleh Wuryanti Puspitasari
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010