Kondisi kekurangan guru itu bisa mengancam terjadi kelangkaan guru sebab tenaga pendidik yang memasuki masa pensiun jumlahnya mencapai ratusan, terutama pengangkatan PNS tahu 1980-an
Lebak, Banten (ANTARA) - Wakil Bupati Lebak, Provinsi Banten Ade Sumardi kepada anggota DPR dan pejabat tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan daerah itu hingga kini masih kekurangan sebanyak 4.698 guru, terdiri atas guru SD 3.250 orang dan SMP 1.448 guru.
"Dengan kondisi kekurangan guru itu kami terpaksa mengangkat guru tidak tetap (GTT)," katanya saat menerima kunjungan anggota Komisi X DPR Putra Nababan dan Sekretaris Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemendikbud Dr Thamrin Kasman di Lebak,Banten, Sabtu (28/11).
Ia menjelaskan akibat kekurangan guru tersebut setiap tahun pemkab mengusulkan pengajuan kepada pemerintah pPusat agar ada pengangkatan guru berstatus honorer GTT menjadi pegawai negeri sipil (PNS)
Selama ini, kata dia, dengan kekurangan guru tersebut tentu berdampak terhadap peningkatan kualitas dan mutu pendidikan.
Sebetulnya, kata dia, kebutuhan guru SD bisa terpenuhi sebanyak 6.850 orang, namun kini guru yang ada 3.600 orang.
Begitu juga untuk kebutuhan guru SMP sebanyak 2.846 orang, tetapi guru yang ada 1.398 orang.
Ia mengatakan kekurangan guru di daerah ini dari tahun ke tahun terus bertambah.
Kondisi kekurangan guru itu, kata dia, bisa mengancam terjadi kelangkaan guru sebab tenaga pendidik yang memasuki masa pensiun jumlahnya mencapai ratusan, terutama pengangkatan PNS tahu 1980-an.
"Kami berharap kunjungan anggota DPR dan pejabat Kemendikbud ke sini dapat membantu mengatasi kekurangan guru itu," demikian Ade Sumardi.
Baca juga: Guru di pedalaman Lebak terima gaji Rp150.000/bulan
Baca juga: Lebak hentikan belajar di sekolah setelah guru positif COVID-19
Baca juga: Kabupaten Lebak masih kekurangan 3.000 guru SD dan SMP
Baca juga: Siswa SD di Lebak belajar di rumah guru
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020