Serang (ANTARA News) - Masih tersendatnya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di beberapa daerah, termasuk di Provinsi Banten, dan belum meratanya pengalokasian kredit program untuk rakyat kecil oleh Perbankan akan diseminarkan di Banten pada Juli mendatang.

"Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerjasa sama dengan Pemerintah Provinsi Banten dan Bank Indonesia Serang akan mencoba mencari solusinya melalui seminar nasional serta Bazaar Intermediasi Perbankan yang akan digelar pada Juli mendatang di Kota Serang, Banten," kata Kepala Biro Perekonomian Pemprov Banten, Natsir Azis, di Serang, Rabu.

Menurut Natsir, KUR yang dialokasikan di Banten masih kecil terealisasikan, sementara pengusaha kecil dan menengah di Banten yang membutuhkan dana murah tersebut cukup tinggi.

Berkaitan dengan itu, kata dia, perlu dicarikan solusi-solusi yang tepat agar tercapai intermediasi yang baik antara pengusaha dengan pihak perbankan.

Sementara itu, Asisten Deputi Urusan Kelembagaan dan Pembiayaan Pertanian dan Kelautan Menko Bidang Perekonomian, Wiwiek Dwi Saksiwi, pada pertemuannya dengan Pemimpin Bank Indonesia Serang, Andang Setyobudi, di Serang, beberapa hari yang lalu, telah menyepakati untuk melakukan langkah-langkah proaktif dengan menyelenggarakan kegiatan temu langsung antara bank-bank pelaksana dan pelaku usaha dalam bazar intermediasi perbankan dan gelar produk UKM termasuk pertanian.

Seminar dan bazar tersebut direncanakan diikuti peserta tidak hanya dari Banten, tetapi juga Provinsi Jabar dan Lampung, dan menghadirkan narasumber dari perbankan, Kementerian BUMN sebagai pengelola dan PKBL, Kementerian Keuangan untuk menjawab kebutuhan pembentukan lembaga penjaminan kredit daerah, kementerian teknis dan pelaku usaha.

"Dalam kesempatan itu, kita mengharapkan dapat ditandatangani, nota kesepakatan penyaluran kredit antara pelaku usaha/asosiasi/ koperasi dengan bank-bank pelaksana dan BPD Jabar Banten," kata Wiwiek.

Ia mengatakan, pembukaan kegiatan seminar nasional diusahakan dapat hadir Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, guna mendorong kinerja perbankan dan pemerintah daerah dalam rangka menumbuhkan sektor riil melalui peningkatan penyaluran kredit untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,8 persen, dimana setiap pertumbuhan 1 persen akan menciptakan 400.000 pekerjaan baru.

Untuk mencapai tingkat pertumbuhan tersebut, maka penyaluran kredit perbankan juga harus meningkat 25-30 persen, yang berarti akan menciptakan pekerjaan baru sebesar 3.200.000. Peningkatan tersebut diharapkan akan menurunkan pengangguran dan menekan jumlah kemiskinan dari 14,1 persen menjadi 12 persen, ujarnya. (R010/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010