PBB (ANTARA News/AFP) - Dewan Keamanan PBB Rabu sepakat untuk memperpanjang mandat misi pengawasan perdamaiannya di Nepal, tapi mendesak negara itu untuk bersiap bagi penarikan pada akhirya pasukan tersebut.

Ke 15 anggota dewan dengan suara bulat mengesahkan resolusi 1921, yang menyetujui permintaan pemerintah Nepal agar pasukan tersebut tetap berada di negara itu hingga pada sedikitnya 15 September yang akan datang.

Sekjen PBB Ban Ki-moon telah mendukung perpanjangan mandat pasukan itu, yang dikenal sebagai UNMIN. Tapi resolusi tersebut, yang dirancang oleh Inggris, minta pada Nepal untuk "mulai dengan segera membuat pengaturan yang diperlukan bagi penarikannya (UNMIN)".

Dewan juga minta pada pemerintah Nepal untuk bekerja dengan bekas pemberontak Maois "untuk menyetujui dan melaksanakan rencana aksi yang telah dijadwalkan waktunya dengan tanda jelas untuk pengintegrasian dan rehabilitasi personil militer Maois".

Anggota-anggota PBB, yang pada Januari mengesahkan perpanjangan mandat yang sama hingga 15 Mei, menyatakan kedua belah pihak di Nepal perlu bekerja untuk "mempercepat proses perdamaian", dalam upaya untuk "meneruskan peralihan ke penyelesaian jangka panjang yang dapat bertahan lama guna memungkinkan negara itu untuk melangkah ke masa depan yang damai, demokratis dan lebih makmur".

PBB setuju mengirim pasukan untuk mengawasi proses perdamaian antara pemerintah Nepal dan bekas pemberontak itu setelah perang saudara satu dasawarsa lamanya yang berakhir dengan perjanjian bersejarah pada November 2006.

Pasukan UNMIN ditugasi untuk membantu membangun berdasarkan perjanjian perdamaian tersebut, dan mengawasi pemilihan bebas pertama di negara itu pada April 2008.

Pemilihan tersebut menghasilkan penghapusan monarki negara itu, yang telah berada di tempatnya selama 240 tahun, dan melihat bekas pemberontak tersebut muncul sebagai kekuatan politik penting di negara itu.

Resolusi PBB itu tiba ketika terjadi krisis politik di Nepal, dengan bekas pemberontak Maois melakukan pemogokan nasional, yang baru berakhir beberapa hari lalu. Tapi pemogokan yang melumpuhkan itu belum memenuhi keinginan Maois untuk menjatuhkan pemerintah, guna menggantinya dengan pemerintah persatuan nasional yang mereka pimpin. (S008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010