Dalam paparannya, Dubes Kama menyampaikan bahwa secara konvensional, pahlawan dimaknai sebagai seseorang yang berjasa dan berjuang untuk kemerdekaan Republik Indonesia, tetapi di masa modern, makna pahlawan dapat diartikan lebih dari itu.
Pahlawan adalah seseorang yang berjasa dalam mencapai prestasi di berbagai hal yang sejalan dengan UUD 1945.
"Jika kita baca mukadimah UUD 1945, ada sepuluh makna yang dapat saya kategorikan sebagai pahlawan modern kontemporer Indonesia, yaitu seseorang yang mampu mewujudkan hal-hal sebagai berikut, yakni, bersatu, berdaulat, adil, makmur, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi, dan keadilan sosial," ujar Dubes Kama seperti disampaikan dalam rilis KBRI Stockholm.
Baca juga: Sejarawan: Masyarakat dapat tiru konteks kekinian dari sosok pahlawan
Lebih lanjut, Dubes Kama menyatakan bahwa menjadi pahlawan dari salah satu kategori tersebut telah menjadi suatu prestasi yang baik.
Menurut dia, ada kepuasan tersendiri bahwa sebagai bangsa Indonesia, sudah memenuhi apa yang tertuang dalam UUD 1945, dan yang terpenting juga bahwa sebagai mahasiswa diharapkan agar dapat mengimplementasikan ilmu yang telah didapat untuk memajukan bangsa Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Kama juga mengingatkan pentingnya Lapor Diri yang kini telah dapat dilakukan secara daring.
Hal ini untuk semakin meningkatkan akurasi data WNI yang kemudian juga semakin mempermudah KBRI Stockholm untuk melakukan kontak dan memberi bantuan sekiranya muncul permasalahan atau musibah atas WNI di Swedia.
Baca juga: Dubes minta WNI di Swedia tingkatkan kewaspadaan COVID-19
Tidak lupa, di masa pandemi COVID-19, Dubes Kama mengingatkan pentingnya untuk tetap mentaati protokol dan peraturan kesehatan dari pihak otoritas Swedia.
KBRI Stockholm juga siap untuk melayani melalui hotline di nomor telepon +46733280571.
Kegiatan seminar daring itu dilaksanakan menggunakan aplikasi Zoom dan Youtube, dan diikuti oleh mahasiswa S1 hingga S3 dari Indonesia yang sedang menempuh studi di seluruh wilayah Swedia, juga WNI yang tinggal di Swedia, dan pelajar di Indonesia yang tertarik untuk studi ke Swedia.
Bertindak sebagai moderator adalah Ketua PPI Swedia Annusyirvan Ahmad Fatoni, Msc Media Management di KTH Royal Institute of Technology dan Li Ratna Yanti Kosasih, Msc Candidate Industrial Management and Innovation di Uppsala University.
Seminar daring merupakan program Perhimpunan Pelajar Indonesia Swedia (PPI Swedia) yang membahas isu-isu Indonesia terkini dengan mengundang tokoh-tokoh inspiratif di bidangnya. Seminar ini juga membahas permasalahan yang menarik seputar kehidupan pelajar Indonesia di Swedia.
Baca juga: WNI di Swedia adakan demo masak dan diskusi virtual selama Ramadhan
Baca juga: KBRI berkoordinasi untuk perlindungan WNI di negara Nordik
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020