Karawang (ANTARA News) - Sejumlah aparat kepolisian dari Polres Karawang menutupi rumah kontrakan dua orang yang diduga teroris, di Kampung Babakan Jati, Desa Cikampek Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dengan asbes setinggi sekitar tiga meter, Rabu malam.
Asbes tersebut dipasang petugas dengan cara menempelkan asbes ke bagian pagar rumah, menyusul semakin banyaknya warga yang menonton lokasi penyergapan dua teroris oleh Densus 88 Mabes Polri hingga tewas, pada Rabu petang. Akibat penutupan itu, warga sulit melihat rumah kontrakan tersebut.
Hingga Rabu malam sekitar pukul 22.00 WIB, masih ada warga setempat yang ingin menyaksikan rumah kontrakan yang menjadi lokasi penyergapan teroris oleh Densus 88 Mabes Polri itu dari dekat. Warga melihat lokasi penyergapan itu dari depan gerbang rumah kontrakan.
Selain para orang tua dan remaja, ada pula anak-anak yang berada di depan rumah kontrakan yang disewa dua orang diduga teroris. Sedangkan aparat kepolisian yang berjaga terlihat santai, mengobrol kepada rekannya, mendengarkan musik melalui handphone, dan lain-lain.
Dua orang diduga teroris di Cikampek tewas dalam baku tembak dengan anggota Densus 88, di sekitar rumah kontrakan milik Ny Dimah Jubaidah, saat Densus 88 melakukan penyergapan dua orang yang diduga teroris di rumah kontrakan itu, pada Rabu petang.
Dari depan rumah, tepatnya dari batas garis polisi yang dipasang, tidak terlihat adanya sisa baku tembak antara orang yang diduga teroris dengan anggota Densus. Warga yang berada di depan rumah kontrakan bercat putih itu hanya melihat para polisi yang berkumpul di halaman rumah kontrakan tersebut.
Menurut Ny Dimah, sebenarnya rumah kontrakan yang ditempati dua orang yang diduga teroris itu bukan milik pribadinya. Tetapi milik kakaknya, Ny. Atikah (70), yang tinggal di Padalarang, Bandung.
"Saya hanya mendapat tanggung jawab untuk mengelola rumah kontrakan itu, sebelumnya rumah kontrakan yang ditempati orang yang diduga teroris itu hanya dimanfaatkan untuk gudang penyimpanan barang bekas," katanya.
(T.KR-MAK/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010