Beijing (ANTARA) - Beberapa pemerintah daerah di China melarang para orang tua memberikan nilai untuk pekerjaan rumah (PR) anak-anaknya.

Otoritas Pendidikan Provinsi Liaoning mengeluarkan larangan tersebut setelah muncul protes di media sosial yang menuding guru malas memberikan nilai untuk PR murid-muridnya, menurut laporan China Daily yang dipantau ANTARA Beijing, Sabtu.

Para guru di sekolah dasar dan menengah yang tidak memberikan nilai untuk PR yang dikerjakan sendiri oleh muridnya tidak akan mendapatkan promosi jabatan atau memperoleh penghargaan.

Kepala sekolah yang mengizinkan orang tua memberikan nilai tugas anaknya juga akan didiskualifikasi, demikian surat edaran Dinas Pendidikan Provinsi Liaoning.

Para guru tidak diizinkan menggunakan WeChat dan aplikasi pesan QQ untuk memberikan nilai PR, ulangan atau sanksi tidak mengerjakan PR.

Dinas Pendidikan di Kota Taiyuan, Provinsi Shanxi, juga mengeluarkan aturan serupa, yang melarang para guru untuk memberikan izin orang tua menilai tugas sekolah anaknya masing-masing.

Di salah satu distrik di Kota Weifang, Provinsi Shandong, juga ada larangan bagi guru memberikan nilai sembarangan untuk PR murid-muridnya.

Baca juga: PBNU-Kedubes China jalin komunikasi daring bahas pendidikan

Baca juga: Indonesia tawarkan kerja sama pendidikan kejuruan dengan Huangshi

Sebuah video yang diunggah di Weibo baru-baru ini menunjukkan peristiwa seorang ayah di Provinsi Jiangsu melampiaskan kemarahannya kepada beberapa guru yang meminta memberikan nilai pada PR anaknya.

Dia langsung keluar dari grup obrolan WeChat yang anggotanya para orang tua dan guru sekolah anaknya.

"Apa yang dapat Anda lakukan sekarang setelah saya keluar dari grup WeChat orang tua-guru? Jika saya punya banyak waktu untuk membaca pesan di grup, saya tidak membutuhkan Anda lagi," ujar seorang ayah dalam video tersebut.

Video tersebut menjadi viral dan menimbulkan reaksi dan beragam dukungan kepada orang tua murid tersebut.

Zhou Xi, seorang guru di sekolah menengah di Provinsi Hunan, menentang perilaku guru yang meminta orang tua memberikan nilai untuk PR anaknya.

"Memberikan nilai PR muridnya itu menjadi syarat utama rekrutmen guru dan mereka tidak boleh malas dan lepas tanggung jawab begitu saja," ujarnya.

Kemarahan orang tua tersebut wajar karena mereka sudah terbebani oleh persaingan untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka, demikian pendapat Xiong Bingqi dari salah satu lembaga penelitian pendidikan di Beijing.

Baca juga: Ujian nasional di tengah pandemi dan bencana, kenapa tidak?

Baca juga: Mahasiswa yang dikarantina di Natuna pendidikannya dijamin UMB

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020