"Kalau yang datang ke ibu pada Senin (10/5) lalu untuk mengontrak itu orangnya masih muda, tetapi orang yang tewas dalam penyergapan Densus 88 Mabes Polri kelihatannya sudah tua. Jadi, sepertinya berbeda dengan orang yang datang mencari kontrakan," kata Ny Dimah Jubaidah (58), pengelola kontrakan yang dihuni dua orang yang tewas dalam penyergapan Densus 88, di Karawang, Rabu.
Dikatakannya, ketika Densus 88 Mabes Polri melakukan penyergapan di rumah kontrakannya, dirinya sempat mengintip dari rumahnya, yang tepat berada di depan rumah kontrakan tempat lokasi penyergapan orang yang diduga teroris tersebut.
Suara tembakan terdengar berkali-kali dalam proses penyergapan yang berlangsung sekitar dua jam itu, sehingga cukup mengagetkan warga setempat yang rumahnya berdekatan dengan lokasi penyergapan.
"Banyak sekali terdengar suara tembakan, mungkin karena terjadi baku tembak," kata Ny Dimah.
Samsudin, Ketua RT02/04, Kampung Babakan Jati, tempat terjadinya penyergapan orang diduga teroris, mengatakan, dirinya tidak mendapat laporan tentang orang yang mengontrak di rumah kontrakan yang dikelola Ny Dimah tersebut. Karena itu, dirinya tidak mengetahui siapa yang ditembak mati dalam penyergapan itu.
"Saya juga belum pernah melihat wajah orang yang diduga teroris itu," katanya.
Sementara itu, dua orang yang mengontrak di rumah kontrakan, Kampung Babakan jati, Cikampek, Karawang, tewas dalam penyergapan teroris oleh Densus 88 Mabes Polri. Proses penyergapan berlangsung sekitar dua jam, mulai sekitar pukul 15.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Hingga Rabu malam, masyarakat setempat masih menonton rumah kontrakan yang menjadi penyergapan teroris oleh Densus 88. Aparat kepolisian masih menjaga rumah kontrakan tersebut dengan memberi garis polisi di sekitar rumah kontrakan itu. (KR-MAK/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010