Kuala Lumpur (ANTARA) - Saintis Indonesia Prof Dr Irwandi Jaswir dinobatkan sebagai penerima "iHalal Award", sebuah penghargaan yang berada di bawah naungan Sekjen Badan Standardisasi dan Meterologi, Organisasi Konferensi Islam (OKI), SMIIC.

"Alhamdulillah, kami kembali mendapat penghargaan internasional. Kali ini, 'iHalal Award' yang berada di bawah SMIIC, OKI," ujar profesor yang mengembangkan cabang ilmu baru "Halal Science" tersebut di Kuala Lumpur, Sabtu.

Baca juga: JK: Indonesia harus punya kontribusi saintis pengobatan COVID-19

Baca juga: Wapres harap semakin banyak produk halal Indonesia tembus pasar global

Alumni IPB tersebut menerima penghargaan berupa trofi dan sertifikat untuk kategori "Outstanding Personal Achievement in the Halal Industry".

Sebelumnya, dia menerima penghargaan bergengsi King Faisal International Prize 2018 dari Raja Salman di Riyadh, Saudi Arabia, untuk kontribusinya dalam mengembangkan Halal Science dalam dua dekade terakhir.

Penghargaan King Faisal sering disebut sebagai Penghargaan Nobel dunia Islam.

Saintis yang sering dijuluki profesor halal ini menjadi satu-satunya penerima "iHalal Award 2020" yang berasal dari Indonesia.

Dari delapan kategori penghargaan yang diberikan untuk menghargai brand atau label halal terkemuka di dunia serta mereka yang banyak berjasa dalam industri halal, Amerika Serikat mendominasi penghargaan, seperti pemenang untuk "Best Halal Food Packed Product", "Best Halal Cosmetics Product", "Best Financial Service" dan lain-lain.

Para pemenang lain berasal dari banyak negara, seperti Malaysia, Uni Emirat Arab, Kuwait, Hongkong, Kanada.

Baca juga: Wapres harap kawasan industri halal tarik perhatian investor asing

"Muslim Kids TV di Kanada, misalnya, terpilih sebagai Best Halal Media Service. Pemenang selengkapnya bisa dilihat di ihalalawards.com," katanya.

Prof Irwandi yang dalam 20 tahun terakhir mengabdi di International Islamic University Malaysia, merupakan salah satu ilmuwan diaspora Indonesia yang cukup totalitas dalam mengembangkan bidang ilmu Halal Science.

Bagi ilmuwan berusia 50 tahun ini, pengembangan industri halal mustahil bisa berjalan baik tanpa mengembangkan riset dan inovasi dalam bidang halal.

Sederet prestasi telah ditorehkan oleh ilmuawan berasal dari Bukittinggi Sumbar ini. Selain menjadi satu-satunya ilmuwan yang pernah menyabet King Faisal Prize untuk kategori Service to Islam, Irwandi juga pernah merebut penghargaan Habibie Award 2013 bidang Kedokteran dan Bioteknologi, LIPI Memorial Lecture Award 2019.

Saat ini Irwandi menjadi konsultan untuk proyek-proyek halal di berbagai negara, seperti Saudi Arabia, Korea Selatan, Malaysia, serta Indonesia.

Dari segi akademis, Irwandi sudah mempublikasikan sekitar 200 paper di jurnal-jurnal bergengsi dunia, 35 bab buku internasional, memiliki enam paten, presentasi di 250 konferensi internasional.

Baca juga: Menperin sebut sudah ada dua kawasan industri halal di Indonesia

Baca juga: Mendag: Industri halal berperan signifikan pada neraca perdagangan

"Saya sangat berharap cabang Halal Science dapat berkembang dengan baik di Indonesia. Dengan 220 juta populasi Muslim, Indonesia seharusnya menjadi pemain industri halal dunia. Mudah-mudahan kemenangan saya ini bisa membuka mata para stakeholder industri halal Indonesia untuk sama-sama membangun industri halal Indonesia dengan lebih mantap dan strategi yang terarah. Saya siap mendukung pengembangannya," ujarnya.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020