Nilai tukar rupiah turun lima poin menjadi Rp9.090-Rp9.100 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.085-Rp9.095.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Rabu, mengatakan, pelaku pasar mengurangi tekanan jual karena pasar saham Indonesia membaik, akibat aksi beli pelaku pasar terhadap saham pertambangan.
Akibatnya tekanan negatif pasar terhadap rupiah agak berkurang, sehingga mata uang Indonesia itu kembali berada di bawah Rp9.100 per dolar, kata Kostaman Thayib .
Menurut Kostaman, pelaku mengurangi kegiatannya di pasar, karena mereka mempersiapkan diri menyambut hari libur kenaikan Yesus Kristus pada Kamis (13/5).
"Kami melihat aktifitas pasar pada penutupan sore agak berkurang, sehingga tekanan pasar terhadap rupiah melemah," ujarnya.
Rupiah, lanjut dia dua pekan lalu sempat terpuruk hingga mencapai Rp9.370 per dolar, namun dengan membaiknya pasar eksternal maka rupiah kembali menguat bahkan mendekati angka Rp9.000 per dolar.
Namun rupiah terlihat sulit mencapai level Rp9.000 per dolar, karena Bank Indonesia (BI) menjaga agar tetap berada di atas Rp9.000 sebab apabila sampai menembus angka Rp9.0000 dalam waktu lama maka akan menggerus pendapatan negara dari devisa, katanya.
Menurut dia, rupiah diharapkan tidak bergerak naik maupun turun atau stabil dalam kisaran yang sempit, sehingga eksportir maupun importir akan dapat melakukan usahanya dengan baik.
Rupiah pada pekan depan diperkirakan masih akan bergerak dalam kisaran sempit sehingga posisi tetap pada kisaran antara Rp9.050 sampai Rp9.150 per dolar.
Otoritas moneter kemungkinan akan tetap berada di pasar untuk menjaga pergerakan kedua mata uang itu, apalagi BI memiliki cadangan yang cukup besar, katanya.
(CS/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010