Rasanya sangat indah memiliki nama ini dan yang paling saya sukai dari nama ini adalah mengetahui mengapa dia memanggil saya seperti itu
Jakarta (ANTARA) - Maradona masih akan tetap hidup di keluarga Rotundo di Buenos Aires, karena di sana ada sosok gadis kembar sembilan tahun, Mara dan Dona, yang dinamai sesuai legenda sepak bola yang meninggal pekan ini.
Maradona yang meninggal karena gagal jantung pada hari Rabu memang sangat mengilhami orang-orang di Argentina. Ia bukan sekedar pahlawan, tetapi telah menjadi simbol kemenangan, cinta, dan mimpi sebagian besar warga Argentina.
Penamaan si kembar adalah salah satu wujud kecintaan Walter Rotundo kepada sang legenda.
Baca juga: Ribuan antar Maradona, potret kesetiaan Amerika Latin pada olahraga
Baca juga: Argentina sampaikan perpisahan terakhir kepada jenazah Maradona
"Penamaan si kembar tidak pernah diragukan (terinspirasi dari Maradona), " kata ayah si kembar, Walter Rotundo, yang memiliki tato Maradona di punggungnya dan dengan bangga menunjukkan foto bintang sepak bola yang memegang foto kedua gadis itu saat masih bayi.
Walter mengatakan, keputusan atas nama itu muncul jauh-jauh hari sebelum Mara dan Dona lahir. Inspirasi Walter muncul pada Piala Dunia 1990, ketika dia melihat Maradona menangis tak tertahankan setelah kalah 0-1 di final dari Jerman Barat.
Walter memberi tahu istrinya, Stella Maris Prez, saat pertama kali mereka bertemu bahwa suatu hari mereka akan memiliki dua anak perempuan akan dinamai menurut nama bintang sepak bola terhebat di dunia itu.
Mara, yang satu menit lebih tua dari adiknya, berkata bahwa dia menyukai namanya dan cerita di baliknya.
Baca juga: Selamat jalan, pemilik "Tangan Tuhan"!
Baca juga: Maradona, sang legenda pahlawan kaum kiri Amerika Latin
"Rasanya sangat indah memiliki nama ini dan yang paling saya sukai dari nama ini adalah mengetahui mengapa dia memanggil saya seperti itu. Saya merasa nama ini luar biasa," katanya seperti dikutip Reuters.
Sang adik, Dona, mengatakan kematian Maradona mengejutkan.
"Saya tidak percaya dia meninggal atau mengapa dia meninggal," katanya. "Dia orang yang sangat baik, dia tidak pantas mendapatkannya."
Maradona meninggal karena gagal jantung pada hari Rabu dan dimakamkan pada hari Kamis di tengah keriuhan besar dan emosi yang tinggi, dengan ribuan orang berkerumun di jalan-jalan di sekitar ibu kota Argentina saat jasadnya dibawa untuk dimakamkan.
Playmaker pendek gempal itu adalah salah satu yang terbaik di dunia yang membawa Argentina ke kejayaan Piala Dunia, menginspirasi dukungan yang kuat melalui keajaibannya di lapangan dan karismanya di luar lapangan, meskipun kehidupan pribadi yang bergejolak dirundung oleh kecanduan obat terlarang.
Maradona hampir berstatus kultus di Argentina. Julukannya "D10S" adalah permainan kata Spanyol untuk "Tuhan" dan kaus nomor 10 yang terkenal. Mara dan Dona memiliki seragam Argentina sendiri dengan nomor dan nama mereka.
Baca juga: Status kultus Maradona jauh melebihi lapangan sepak bola
Baca juga: Maradona di mata Peter Shilton, terhebat tapi tidak sportif
Baca juga: Maradona pesepakbola jalanan terhebat
Pewarta: Dadan Ramdani
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020