Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan KPK dalam menangani kasus Bank Century harus tetap steril dan bebas dari tekanan politik.

"Kita harus merespon surat DPR RI terkait kasus Bank Century sambil kita menunggu hasil penyelidikan KPK. KPK kita kenali sebagai organisasi yang independen, obyektif, tentu menjadi harapan kita tetap steril dan bebas dari tekanan politik," kata Presiden saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Rabu.

Presiden mengatakan, sambil menunggu tuntasnya penyelidikan yang dilakukan KPK, dirinya meminta agar kasus Bank Century yang telah ditangani Kepolisian dan Kejaksaan juga tetap diproses, direspon serta ditindaklanjuti.

Presiden juga mengharapkan Kepolisian dan Kejaksaan bersama dengan pengadilan menuntaskan kasus hukum mantan pemilik Bank Century Robert Tantular dan bisa menarik aset-aset yang masih disimpan di luar negeri.

"Saya harap kejahatan-kejahatan lain yang berkaitan dengan Bank Century seperti LC bermasalah dan kejahatan-kejahatan seperti itu harus juga dituntaskan karena justru itulah yang terbukti sangat merugikan Bank Century, merusak rasa keadilan dan menyebabkan keonaran di negeri ini. Tuntaskan, kembalikan aset dan uang yang hilang dan sampaikan kepada rakyat segamblanng-gamblannya," kata Presiden.

Menurut Presiden, dalam penegakan hukum semua pihak harus menjalankannya dengan adil dan tidak boleh ada yang tebang pilih dalam menegakkan kebenaran dan keadilan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengatakan bahwa lemahnya birokrasi telah menimbulkan hal-hal buruk seperti tetap maraknya kejahatan korupsi oleh pejabat negara.

"Saya telah memberikan izin bagi 100 pejabat untuk diperiksa, saya kira itu cukup, ternyata sekarang sudah lebih dari 150. Kita prihatin akan masih adanya kasus-kasus seperti itu," katanya.

Hadir dalam sidang kabinet itu Wapres Boediono, serta seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan sejumlah pejabat tinggi lembaga negara lainnya.
(D012*G003/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010