Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Perum BULOG, Sutarto Alimoeso, menyatakan, Indonesia tidak perlu mengimpor beras pada 2010 bila produktivitas tahun ini mencapai angka 2,4 juta ton.

"Minimal kalau kita bisa mencapai angka 2,4 juta ton saja, maka tidak perlu impor sampai akhir tahun," kata Sutarto Alimoeso, di Jakarta, Rabu, dalam acara Roundtable Beras Kadin.

Sampai akhir tahun ini Bulog masih menyimpan cadangan beras sebesar 1 juta ton. Sesuai angka ramalan 1 (ARAM 1) pada 2010, luas areal panen beras 12,89 juta ha dengan hasil 50,34 kuintal GKG/ha dan produksi 64,9 juta ton GKG (setara 40,71 ton beras).

"Ada banyak manfaat yang bisa kita ambil bila tidak melakukan impor beras seperti pada periode 2008-2009," katanya.

Menurutnya, dengan tidak mengimpor beras pada tahun itu, maka pemerintah menghemat devisa dan mengurangi tekanan terhadap keseimbangan keuangan negara.

Selain itu, pengadaan dalam negeri pada 2008-2009 yang semakin besar telah meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan mendorong pembangunan pertanian.

"Selama musim pengadaan dalam negeri 2008-2009, Rp14-15 triliun/tahun mengalir ke pedesaan," katanya.

Tidak mengimpor beras juga telah meningkatkan kepercayaan diri petani, meningkatkan efisiensi dan produksi, serta mewujudkan ketahanan pangan yang berbasis sumber daya dalam negeri.

Di samping itu, dengan mengisolasi pasar dalam negeri, maka Indonesia dapat menjaga harga tetap stabil berdampak positif bagi masyarakat.

"Langkah Indonesia untuk tidak impor telah mencegah tambahan lonjakan harga di pasar beras dunia," tandasnya.

H016/A027/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010