Palu (ANTARA News) - Hingga kini masih terdapat 726 jiwa atau 146 kepala keluarga bertahan di tempat pengungsian akibat gempa bumi 5,8 skala Richter yang melanda Kecamatan Bunta, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, 8 Mei 2010.
Anggota Komisi IV (Bidang Kesra DPRD Sulteng Mustar Labolo yang dihubungi di lokasi, Rabu, menyebutkan, para pengungsi tersebut tersebar dalam empat posko pengungsian yakni Madrasah Alkhairaat Toima, Matabes, Koili, dan posko IV di SMP 3 Toima.
"Seorang nenek 70 tahun terbaring sakit di posko pengungsian, tapi untungnya tim medis sudah merujuk korban ke rumah sakit umum Luwuk untuk dirawat lanjut," kata Mustar yang dihubungi melalui telepon.
Dia mengatakan, gempa yang mengguncang Bunta pada 8 Mei lalu mengakibatkan sejumlah infrastruktur di tiga desa mengalami kerusakan serius.
Tiga desa yang terparah adalah Koili dengan kerusakan berupa dua unit gedung sekolah dasar rusak berat, dua unit perumahan guru rusak berat, empat unit rumah rusak berat, dua unit rumah rusak sedang, dan 20 unit rumah rusak ringan.
Selain bangunan juga terdapat jembatan, namun kata Mustar, jembatan tersebut sudah dalam proses perbaikan.
Sementara di desa Huhak, terdapat satu balai desa, satu unit masjid dan satu unit gereja rusak ringan, satu unit rumah penduduk rusak sedang dan 26 unit rumah rusak ringan.
Di Desa Toima terdapat tujuh unit rumah rusak berat, 14 rusak ringan, 10 unit rusak sedang, dan tiga unit rumah terendam. Selain rumah juga terdapat dua masjid rusak ringan, dua unit perumahan guru rusak ringan, serta jalan trans Toima rusak berat.
"Jembatan rangka baja di Toima yang menghubungkan Palu-Luwuk putus sekitar delapan meter akibat banjir," kata Mustar.
Akibat kerusakan jalan dan jembatan itu, armada angkutan umum Palu-Luwuk tidak beroperasi selama dua hari yakni Sabtu dan Minggu (8-9 Mei).
(A055/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010