New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia bervariasi pada Selasa, karena antusiasme pasar untuk sebuah rencana dana talangan (bailout) besar zona euro memudar dan kekhawatiran mengenai inflasi di China meningkat yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Seperti dilaporkan AFP, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juni, turun 43 sen menjadi ditutup pada 76,37 dolar per barel.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni naik 37 sen menjadi mantap pada 80,49 dolar per barel.
Perdagangan volatil sehari setelah rencana zona euro mendorong kenaikan tajam pasar saham di seluruh dunia dalam pemberian bantuan bahwa krisis utang Yunani dan bayangan krisis di negara-negara zona euro lainnya akan bisa dikelola.
Minyak mentah berjangka juga naik pada Senin, meningkat 1,69 dolar di New York.
Tetapi pasar ekuitas Eropa dan Asia masuk ke modus menjual pada Selasa karena optimisme investor tentang rencana penyelamatan yang ditawarkan oleh Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional untuk melindungi zona euro dari krisis utang memudar.
Di Wall Street, saham terhuyung-huyung di jam akhir perdagangan yang berombak.
"Kekhawatiran tumbuh bahwa bailout mungkin tidak memadai meskipun berat seharga satu triliun dolar," kata Lawrence Eagles dari JPMorgan Chase.
Amrita Sen analis Barclays Capital setuju. "Meskipun paket UE yang disetujui untuk bailout negara Eropa sarat utang, kekhawatiran risiko utang negara di kawasan itu tetap dan sentimen tetap hati-hati," kata Sen.
Eckland Ellis, seorang analis independen, mencatat pasar minyak "hampir benar-benar" mengikuti pasar ekuitas.
"Nomor satu perhatian untuk semua pedagang, penggerak utama untuk pasar ekuitas, penggerak utama untuk pasar komoditi adalah situasi Eropa," kata dia.
Phil Flynn di PFGBEST menunjukkan bahwa minyak bulls (bergairah) harus merasa kecewa karena pasar New York telah gagal untuk menguji dekat 80 dolar per barel meskipun ada paket besar Uni Eropa.
"Bahkan tanpa mendapatkan kekhawatiran bailout krisis Yunani meninggi dan mungkin kepercayaan diperbaharui di greenback yang handal, minyak mungkin sulit memperoleh kembali keangkuhan tertingginya," kata Flynn.
Hal yang menambah kekhawatiran pasar adalah China, konsumen energi dunia terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Data resmi Selasa, menunjukkan bahwa harga konsumen naik 2,8 persen pada April dari setahun sebelumnya, menempatkan tekanan pada Beijing untuk menaikkan suku bunga.
"Jika raksasa yang seharusnya membawa dunia keluar dari resesi itu menggerutu, `badai sempurna` ekonomi mungkin di atas kita," Mike Fitzpatrick dari MF Global memperingatkan.
Sementara itu, kartel produsen minyak OPEC pada Selasa mempertahankan proyeksinya untuk pertumbuhan moderat dalam permintaan minyak dunia tahun ini, mencatat ketidakpastian tentang prospek ekonomi global.
"Meskipun pemulihan ekonomi menunjukkan tanda-tanda perbaikan momentum, risiko-risiko penting tetap dapat mempengaruhi ekspektasi pertumbuhan permintaan tahun ini," kata Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan Mei.
"Proyeksi permintaan minyak dunia untuk tahun 2010 sebagian besar akan tergantung pada kinerja ekonomi AS," kata laporan itu.
"Jika permintaan minyak AS sedikit melemah dan kinerjanya kurang dari yang diharapkan selama puncak konsumsi musim panas, maka total permintaan minyak dunia akan kurang dari perkiraan saat ini."
Kartel mengatakan, pihaknya mengharapkan permintaan minyak dunia tumbuh sebesar 0,9 juta barel per hari (bpd) atau 1,1 persen menjadi rata-rata 85,4 juta bph untuk 2010. Yang hampir tidak berubah dari laporan sebelumnya. (A026/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010