Berlin (ANTARA) - Jumlah infeksi COVID-19 di Jerman mencapai satu juta dan jumlah harian kematian membuat rekor sebanyak 426 orang menurut data Robert Koch Institute (RKI) untuk penyakit menular pada Jumat (27/11).

Angka tersebut mencerminkan kenyataan bahwa Jerman paling baik dalam menjaga kestabilan angka infeksi baru, namun yang dikatakan Kanselir Angela Merkel tidak akan memadai untuk melonggarkan pembatasan dan menghilangkan risiko rumah sakit kewalahan.

Jumlah infeksi baru bertambah 22.806 menjadi 1.006.394 kasus, menurut RKI.

Angka itu 842 lebih sedikit dibandingkan pekan lalu.

Jumlah kematian COVID-19 naik 426 sehingga totalnya menjadi 15.586, masih berdasarkan data RKI. Kematian COVID-19 pekan lalu berjumlah 260, dan pada 2 November tercatat 49 kematian, hari saat lockdown lite (karantina sebagian) diluncurkan.

Bar, restoran, bioskop dan pusat kebugaran ditutup namun sekolah dan toko-toko tetap dibuka. Terhitung 1 Desember, hadirin pertemuan akan dibatasi dari 10 orang saat ini, menjadi lima orang.

Selama Natal, jumlah hadirin tersebut akan naik lagi menjadi 10 di sebagian besar dari 16 negara federal, tidak termasuk anak-anak di bawah 14 tahun, meski keluarga diminta untuk menghindari kontak sosial sepekan menjelang kunjungan.

Ibu Kota Berlin, salah satu zona merah COVID-19 di Jerman, mengatakan tidak akan melonggarkan pembatasan selama perayaan Natal.

Jerman kemungkinan harus berpegang pada langkah-langkah ketat COVID-19 guna menekan pandemi virus corona hingga Januari, kata Merkel pada Kamis (26/11), saat kepala stafnya mengatakan bahwa pembatasan kemungkinan akan diperlukan sampai Maret.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pembatasan sosial akibat COVID-19 di Jerman mungkin hingga Maret

Baca juga: Jerman luncurkan tes massal COVID anak pertama di zona merah

Baca juga: AS, Jerman dan Inggris rencanakan vaksinasi COVID-19 mulai Desember

Ganjar Pranowo sepakat cuti bersama akhir tahun ditunda

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020