Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebaiknya menanggapi secara bijak reaksi sejumlah pengurus wilayah (PW) yang memrotes susunan kepengurusan NU di tingkat pusat.
Mantan Wakil Sekjen PBNU Syaiful Bachri Anshori mengaku prihatin jika PBNU menanggapi protes itu dengan ancaman pembekuan.
"Lebih baik membuka pintu `tabayyun` (klarifikasi) dengan PWNU, daripada mengancam melakukan pembekuan," katanya di Jakarta, Selasa.
Sebelumnya Ketua PBNU Saifullah Yusuf mengancam akan membekukan PWNU yang masih mempermasalahkan kepengurusan PBNU dan mewacanakan Muktamar Luar Biasa (MLB).
Sejumlah PWNU yang masih mempersoalkan kepengurusan PBNU antara lain Jawa Timur, Riau, Kalimantan Timur, NTB, dan Kalimantan Barat.
Menurut Syaiful Bachri, wacana MLB muncul karena selama ini PBNU tidak pernah menanggapi protes pengurus wilayah yang menilai penyusunan kepengurusan PBNU melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan amanat muktamar karena tidak melibatkan formatur.
Bahkan, Rais Aam PBNU KH Sahal Mahfudh dan Ketua Umum KH Said Aqil Siroj enggan menerima keinginan sejumlah pengurus wilayah yang oleh muktamar ditunjuk sebagai formatur untuk bertemu menjelaskan permasalahannya.
PBNU, kata Syaiful, mestinya bisa menjelaskan aturan organisasi tentang penyusunan kepengurusan itu kepada PWNU yang masih mempermasalahkannya.
"Tidak sekedar menjawab susunan sudah final, dan di PBNU tidak untuk mencari jabatan. Harusnya dijelaskan substansinya," katanya.
Pada bagian lain Syaiful Bachri menyatakan, PBNU tidak bisa membekukan PWNU begitu saja tanpa adanya usul atau persetujuan sebagian besar PCNU di wilayah itu.
"Tidak bisa PBNU langsung membekukan PWNU. Kalau ada yang berfikir demikian, itu bukti kalau dia masih miskin pengalaman di organisasi NU," katanya.
(T.S024/H-KWR/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010