Kabul (ANTARA News/AFP) - Serangan bom menewaskan dua tentara persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO di Afghanistan pada Selasa, kata tentara. Kematian itu menjadikan 189 jumlah tentara asing tewas di Afghanistan pada tahun ini.
Kedua tentara NATO itu, satu di antaranya serdadu Inggris, tewas akibat serangan terpisah pada Minggu.
Sesuai dengan kebijakannya, Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO tidak mengungkapkan kebangsaan korban belakangan itu.
Sebagian besar dari korban itu tentara Amerika Serikat, dengan negara adidaya tersebut menyumbang sebagian besar dari 130.000 serdadu asing di Afghanistan.
Jumlah tentara asing penempur pejuang Taliban akan memuncak menjadi 150.000 orang pada Agustus, saat perang menghebat, terpusat di provinsi kubu Helmand dan tetangganya, Kandahar, Afghanistan selatan.
Pada 2009, 520 tentara asing kehilangan nyawa dalam kekerasan itu, membuat tahun tersebut paling mematikan sejak Taliban digulingkan.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama Bin Ladin, yang dituduh bertanggung awab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Kekerasan di Afghanistan mencapai tingkat tertinggi dalam perang lebih dari delapan tahun dengan gerilyawan Taliban itu, yang memperluas perlawanan dari wilayah selatan dan timur negara itu ke ibukota dan daerah sebelumnya damai.
Banyak di antara tentara dari 43 negara itu tewas akibat peledak buatan rumahan IED, yang ditanam pejuang Taliban.
Bom rakitan itu, yang ditanam di jalanan, menjadi penyebab sebagian besar kematian tentara asing itu.
IED murah dan mudah dibuat, sebagian besar menggunakan pupuk dan pemicu dari telepon genggam.
Peledak rakitan menjadi "senjata pilihan" Taliban, kata perwira tinggi sandi tentara Amerika Serikat, yang baru-baru ini menyatakan IED merenggut sampai 90 persen jiwa pasukan asing.
Pemimpin tentara menyatakan mencoba mengembangkan cara baru untuk berurusan dengan ancaman IED, tapi menemukan bahwa Taliban sudah mengubah siasat dengan cepat.
IED biasanya buatan sendiri, yang diledakkan oleh kendali jauh dan sering berserakan di jalan dan jalan raya, yang dipakai tentara asing, khususnya di kubu Taliban di provinsi Helmand dan Kandahar.
Pada 2003, pasukan asing dihantam 81 serangan bom rakitan. Jumlah itu meningkat menjadi lebih dari 72.000 pada 2009, kata pejabat sandi NATO. Itu termasuk bom meledak dan yang ditemukan serta dijinakkan.
Pada 2009, kegiatan Taliban di Afghanistan utara dipusatkan pada jalur pasokan perbekalan, yang dibawa truk dari negara Asia Tengah, yang berbatasan dengan Afghanistan.
Pada 2010, pasukan asing tergabung dalam ISAF melancarkan Gerakan Gabungan, serangan besar di wilayah Marjah, Helmand, untuk melepaskan cengkeraman kelompok Taliban dan kelompok candu.
Komandan NATO memperingatkan negara Barat siap menghadapi korban jatuh, karena mereka melaksanakan siasat mengakhiri perang berkepanjangan di negara itu.
Kelompok perlawanan Taliban pada ahir pekan lalu mengumumkan rencana penyerangan terhadap pasukan NATO dan Amerika Serikat di Afghanistan sejak awal pekan ini.
(B002/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010