Ada warga membuka akses wifi di rumah untuk membantu tetangga
Yogyakarta (ANTARA) - Inovasi yang didasarkan pada kebersamaan dalam menghadapi masa sulit akibat pandemi COVID-19, Gotong Royong Ketahanan Masyarakat Menghadapi Wabah COVID-19 atau “Gogrok COVID-19“ yang lahir di Kelurahan Purbayan Yogyakarta masuk Top 21 inovasi pelayanan publik penanganan COVID-19 dari Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi.
“Gerakan kebersamaan atau gotong royong masyarakat ini sudah dimulai pada awal masa pandemi COVID-19 yaitu dari April dan berjalan bahkan berkembang hingga saat ini,” kata Lurah Purbayan Ari Suryani di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, gerakan tersebut bahkan sudah direplikasi dan diterapkan di seluruh kelurahan di Kota Yogyakarta, 45 kelurahan, sehingga kebersamaan masyarakat semakin terbangun untuk bergotong royong dan bekerja bersama menghadapi masa sulit akibat pandemi COVID-19.
Pada awal masa pandemi, lanjut Ari, masyarakat bergotong royong mengumpulkan dana untuk membeli bahan kebutuhan pokok yang kemudian diberikan ke masyarakat terdampak pandemi.
“Tidak hanya untuk warga miskin saja tetapi juga untuk warga yang baru saja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), warga yang jualannya tidak laku sehingga tidak memiliki pendapatan hingga warga yang belum menerima bantuan sosial dari pemerintah. Pada waktu itu, belum ada bantuan sosial dari pemerintah,” katanya.
Baca juga: Yogyakarta tetap gencar sosialisasikan 4M cegah COVID-19
Baca juga: Balai Kota Yogyakarta percontohan protokol kesehatan perkantoran
Masyarakat, lanjut dia, juga berinisiatif melakukan penyemprotan disinfektan secara swadaya untuk memutus mata rantai penularan virus. “Setiap RW bahkan memiliki Posko COVID-19,” katanya.
Kegiatan gotong royong di Kelurahan Purbayan untuk menghadapi masa pandemi COVID-19 semakin berkembang dengan munculnya Relawan Mengajar pada Juni untuk membantu siswa yang kesulitan mengakses pembelajaran jarak jauh dan kesulitan memahami materi pembelajaran.
“Ada warga yang membuka akses wifi di rumah mereka untuk membantu tetangganya yang kesulitan mengaskes internet untuk pembelajaran jarak jauh. Ada juga yang membantu menjelaskan materi pembelajaran,” katanya.
Kegiatan gotong royong juga dilakukan dengan gerakan dapur balita untuk memasak makanan guna mendukung pemenuhan gizi balita agar tumbuh kembang mereka tetap terjaga di masa pandemi.
“Kami pun bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UGM untuk membantu pemberian benih tanahan sayuran dan starter kit hidroponik. Harapannya, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka secara mandiri,” katanya.
Pada intinya, lanjut Ari, inovasi tersebut tidak hanya melibatkan masyarakat di wilayah yang saling bahu membahu menolong warga lain yang mengalami kesulitan di masa pandemi COVID-19, tetapi juga melibatkan akademisi hingga pelaku usaha untuk bersama-sama memutus mata rantai penularan COVID-19.
“Pengusaha perak juga berpartisipasi dengan membantu peralatan utuk melakukan disinfeksi di wilayah,” katanya.
Kelurahan Purbayan, lanjut dia, juga melakukan realokasi anggaran dana kelurahan guna pemenuhan fasilitas cuci tangan di wilayah yaitu membangun dua titik wastafel di tiap RW dan satu titik wastafel di kelurahan.
“Meski sudah masuk 21 terbaik, penerapan gerakan Gogrok COVID ini masih tetap dipantau dari kementerian,” katanya yang optimis masyarakat tetap memiliki semangat untuk bersama-sama bergotong royong menghadapi pandemi dan hingga saat ini kasus COVID-19 di Kecamatan Kotagede terkendali.
Baca juga: BPBD Yogyakarta kewalahan layani pemakaman prosedur COVID-19
Baca juga: Tiga hari berturut-turut, Yogyakarta catat tujuh angka kematian
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020