Bandung (ANTARA News) - Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung merawat bocah penderita obesitas bernama Supardi yang berusia 14 dan berberat 100 kg , warga Kampung Cibalengbeng, Desa Cibaregbeg, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Penyebab obesitasnya belum diketahui secara pasti karena sampai saatini kami masih melakukan pemeriksaan," kata koordinator pelayanan kesehatan anak yang juga dokter yang merawat Supardi, dr J RM Ryadi Fadil, Selasa.
Ia menjelaskan, awalnya dokter menduga Supardi menderita tumor di bagian otak, tapi setelah CT Scan ternyata tumor itu tidak ada.
Selain CT Scan, Supardi juga mendapat pemeriksaan jantung hingga Magnetic Resonance Imagine (MRI).
Supardi sudah sejak dua minggu lalu di rawat RSHS Bandung. Dia tidak bisa berjalan karena kakinya tidak kuat menopang berat tubuhnya dan hanya bisa merangkak untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Endang (58), ayah kandung Supardi mengatakan, dia dan istrinya Upit (55), tidak menyangka Ujang (panggilan akrab Supardi) memikili badan sebesar itu padahal pola makan anak itu biasa saja karena keluarganya biasa-biasa saja.
Ketika lahir, Supardi normal seperti bayi pada umumnya, namun di usia 2,5 tahun, berat badannya terus bertambah rata-rata 1 kilogram per 20 hari.
"Berat Ujang terus bertambah bahkan pakaiannya tidak bisa dipakai lagi. Pada usia 10 tahun, badannya bertambah besar," kata Endang.
Akibat memiliki badan yang sangat berat, sejak usia balita Ujang tidak dapat berjalan seperti anak lain dan hanya bisa merangkak.
Menurut dia, anaknya dalam kondisi sehat dan tubuhnya yang gemuk itu bukan karena penyakit atau pun kelainan.
"Tubuh anak saya ini memang besar dan gemuk saja," tambah Rndang yang sehari- hari bekerja sebagai buruh berpenghasilan Rp20 ribu sehari itu.
Kepala Puskesmas Sagaranten dr Titin M Andadari yang telah memeriksa Ujang mengatakan bahwa meski Ujang menderita obesitas, namun kondisi tubuhnya sehat-sehat saja.
Ujang tidak bisa berjalan lantaran tulang pada kakinya tidak bisa menahan tubuhnya yang sangat besar itu.
"Ujang bisa disembuhkan dengan melakukan berbagai rangkaian terapi seperti latihan fisik yang bisa mengurangi berat badannya dan mengurangi porsi makannya," katanya.
Ia menambahkan, obesitas tidak hanya disebabkan faktor genetika, tapi juga bisa oleh metabolisme penderita dan kurangnya aktivitas. (*)
KR-ASJ/N002/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010