Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan reformasi bidang pendidikan harus terus ditindaklanjuti dengan menggunakan dua perspektif yaitu mengembalikan pendidikan pada hakikatnya serta mengembangkan inovasi.
Pada puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2010 di Istana Negara, Jakarta, Selasa, Presiden mengatakan untuk mengembalikan pendidikan pada nilai-nilai dasarnya maka harus ditinjau kembali kurikulum, metodologi, serta sistem evaluasi.
Sedangkan untuk mengembangkan inovasi masa depan, maka anak didik harus dipacu mengembangkan keingintahuan intelektual dengan kebebasan berimaji konstruktif sebebas-bebasnya agar kreativitas dapat tumbuh dalam pikiran mereka.
"Jangan guru berkata, murid mendengar. Harus diubah sehingga murid makin aktif, dikasih pekerjaan rumah untuk membangun imajinasi mereka. Biarkan mereka kreatif mencari-cari, mengarang-ngarang, tapi yang sifatnya konstruktif," ujar Presiden.
Guna mempercepat perkembangan inovasi, Kepala Negara berharap Komite Inovasi Nasional akan dibentuk pada 20 Mei 2010 dapat segera bertugas bersama dengan masyarakat luas untuk mempercepat pertumbuhan inovasi di Indonesia.
Dalam sambutannya pada puncak peringatan Hardiknas 2010 dihadiri oleh para guru dan siswa berprestasi nasional, Presiden juga mengingatkan agar pendidikan mampu melahirkan manusia berkarakter dan berpengetahuan.
Menghadapi dunia global cepat sekali berubah, Kepala Negara mengingatkan agar modal sumber daya manusia harus terus ditingkatkan sehingga memiliki daya saing.
"Kita bisa menyimpulkan mereka yang bisa `survive` dan menang, sukses, adalah mereka yang berpengetahuan dan berketerampilan di berbagai cabang profesi. Yang kedua adalah mereka yang berkarakter kuat," tutur Presiden.
Manusia yang berkarakter, lanjut dia, juga memiliki rasa nasionalisme dan patriotisme.
(D013*G003/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010