Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik 10 poin menjadi Rp9.055-Rp9.065 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.065-Rp9.075.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Selasa mengatakan, aktivitas pasar saat ini didominasi aksi beli rupiah oleh pelaku pasar, namun pelaku cenderung agak hati-hati.
Pelaku membeli rupiah karena mereka optimis dengan faktor ekonomi makro Indonesia yang cukup baik, yang didukung pula oleh tingkat bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang masih bertahan 6,5 persen, katanya.
Menurut Kostaman, menguatnya rupiah itu juga didukung oleh dolar AS yang turun terhadap euro, setelah para pejabat Uni Eropa meluncurkan paket penyelamatan keuangan hampir satu triliun dolar untuk ekonomi kawasan Eropa.
Euro meningkat menjadi 1,2778 dolar di New York dari 1,2759 dolar.
Para anggota Uni Eropa telah memberikan jaminan mereka akan berkomitmen untuk langkah-langkah penghematan yang akan membawa posisi fiskal mereka kembali ke jalurnya tetapi pasar tetap hati-hati, tuturnya.
Ia mengatakan, rupiah pada perdagangan berikut kemungkinan akan terus menguat hingga mencapai Rp9.000 per dolar, karena sentimen positif dari eksternal masih cukup kuat.
Saham-saham di Amerika Serikat yang menguat itu, karena upaya penyelamatan utang di kawasan Eropa yang memicu Euro menguat merupakan faktor utama yang mendorong pasar uang khususnya rupiah naik, katanya.
Rupiah, apabila Bank Indonesia tidak melakukan intervensi pasar diperkirakan sudah berada di bawah angka Rp9.000 per dolar. Namun BI kemungkinan akan masuk pasar dan melakukan intervensi agar rupiah tidak berada di bawah Rp9.000 per dolar, karena BI khawatir pendapatan devisa negara akan berkurang, ucapnya.
Jadi koreksi harga terhadap rupiah beberapa hari lalu hanya merupakan pemanasan sesaat bagi rupiah setelah sempat berada di bawah angka Rp9.000 per dolar.
(CS/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010