Beijing (ANTARA News) - Seorang diplomat senior AS tiba di Beijing, Selasa, untuk pembicaraan dengan para pejabat Cina menyusul lawatan ke Myanmar, tempat ia telah menyampaikan kekhawatiran menyangkut pemilihan yang akan datang di negara yang diperintah militer itu.
Pembantu Menlu AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik Kurt Campbell akan melakukan kunjungan singkat ke ibukota Cina, berangkat pada malam hari ini, kata seorang jurubicara Kedubes AS pada AFP, tanpa memberikan perincian lagi.
Seorang pejabat Deplu AS di Washinton menjelaskan Campbell akan bertemu dengan "beberapa pejabat senior Cina" dalam pemberhentian singkat itu, tanpa memberikan informasi mengenai agenda pembicaraan.
Campbell akan memberikan penjelasan singkat pada para pejabat Cina mengenai lawatannya ke Myanmar, tempat ia telah menemui para pejabat pemerintah dan pemimpin oposisi, termasuk tokoh panutan demokrasi Aung San Suu Kyi.
Ia mengatakan dalam pernyatannya setelah pembicaraannya bahwa AS kecewa dengan persiapan Myanmar untuk pemilihan yang akan datang, dan menginginkan "tindakan segera untuk menghadapi kekhawatiran bahwa pemilihan itu akan kurang keabsahannya.
"Apa yang kami lihat hingga sekarang membawa kita pada keyakinan bahwa pemilihan itu akan tak punya keabsahan internasional," kata Campbell mengenai rencana junta untuk mengadakan pemilihan akhir tahun ini yang akan menjadi pemilihan pertama dalam dua dasawarsa.
"Kami mendesak rezim itu untuk mengambil langkah-langkah segera guna memulai proses dalam waktu yang tersisa sebelum pemilihan," tegasnya.
Utusan senior AS itu dapat juga berada di Beijing untuk mendapat penjelasan mengenai kunjungan pekan lalu ke Cina oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il.
Kim telah menegaskan ia tetap berkomitmen pada perlucutan senjata nuklir, lapor media negara Korea Utara dan Cina menyusul perjalanannya, ke luar negeri pertamanya dalam beberapa tahun.
Tapi tidak ada jadwal waktu diberikan bagi dimulainya kembali pembicaraan enam pihak untuk mengakhiri ambisi nuklir Pyongyang. Utara meningalkan pembicaraan itu pada April tahun lalu.
AFP/S008/H-AK
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010