Washington (ANTARA News/AFP) - AS Senin mengutuk gelombang serangan pemboman di Irak yang telah menyebabkan lebih dari 100 orang tewas, tapi mengatakan pemboman-pemboman itu tidak akan merusak kepercayaan rakyat Irak pada pemerintah dan pasukan keamanan mereka.
"Kami mengutuk dengan keras kekerasan tak berdasar yang terjadi di Irak hari ini," kata Jurubicara Deplu AS Philip Crowley pada AFP.
"Serangan-serangan itu tidak akan merusak kepercayaan rakyat Irak yang telah ditunjukkan pada pemerintah mereka dan pasukan keamanan mereka," katanya, membacakan sebuah pernyataan.
"Rakyat Irak dengan meluap-luap menolak kekerasan sebagai cara untuk mengatasi perbedaan politik," katanya setelah menyampaikan belasungkawa pada masyarakat Irak.
Menurut dia, tidak ada korban AS dilaporkan dalam serangan itu.
Gelombang serangan di se antero Irak, termasuk dua bom mobil terhadap sebuah pabrik tekstil, menewaskan sedikitnya 102 orang, kata beberapa pejabat keamanan dan rumah sakit. Itu (Senin) merupakan hari palin berdarah tahun ini.
Selain 102 korban tewas, gelombang serangan Senin juga melukai 350 dalam sekitar 12 serangan, satu peningkatan kekerasan yang terjadi ketika negara itu bergerak lebih dekat ke pembentukan pemerintah, dua bulan setelah pemilu yang dianggap sangat penting bagi tentara tempur AS untuk meninggalkan Irak pada 31 Agustus.
Serangan paling mematikan itu menyaksikan dua bom mobil bunuh diri meledak hampir bersamaan di parkir mobil sebuah pabrik tekstil di kota Hilla di Baghdad tengah, ketika para pekerja naik bus untuk pulang, diikuti beberapa menit kemudian oleh bom mobil ketiga.
Sekitar satu jam kemudian, menurut polisi Kapten Ali al Shimmari, bom mobil keempat meledak, melanda tempat itu ketika pekerja-pekerja darurat sedang merawat para korban.
Menurut Dr Ahab al Dhabhawi, dokter di rumah sakit Hilla, serangan pertama di pabrik tekstil pada sekitar pukul 13.30 waktu setempat (pukul 17.30 WIB ) itu menewaskan 50 orang.
Dan di kota pelabuhan Basra di Irak selatan, tiga bom mobil di dua pasar menewaskan 20 orang.
Sebelumnya, ibukota Irak, Baghdad, telah dihantam oleh hujan penembakan dengan senjata otomatis terhadap enam pos pemeriksaan polisi atau militer di bagian timur dan barat kota itu, yang menyebabkan tujuh orang tewas, kata pejabat kementerian dalam negeri.
Dua polisi lainnya tewas dalam tiga pemboman mobil di Baghdad selatan dan barat. Dua serangan bom di dekat masjid Suwayrah, 60Km di tenggara ibukota, menewaskan 11 orang dan melukai 70 orang.
Duabelas orang yang lain tewas dalam beberapa serangan terpisah di sekitar bekas markas gerilyawan Sunni Fallujah, di barat Baghdad.
Korban tewas Senin adalah yang tertinggi sejak 8 Desember 2009, ketika 127 orang tewas dalam lima ledakan bom mobil di ibukota. Ada lebih dari 20 serangan seluruhnya Senin, yang Mayor Jenderal Qassim Atta, jurubicara pasukan keamanan di Baghdad, katakan tampak seperti serangan terkoordinaskan terhadap sasaran-sasaran keamanan dan sipil.
Pada 23 April, setelah beberapa pemboman sebelumnya, Gedung Putih menyatakan serangan gerilyawan tidak akan merusak rencana bagi penarikan pasukan tempur AS pada Agustus tahun ini. (S008/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010