"Sultan Abdullah menghargai dukungan yang telah diberikan bagi pengesahan Belanjawan 2021 untuk menjamin kesejahteraan dan kelangsungan hidup rakyat serta pemulihan ekonomi negara yang terdampak akibat penularan wabah COVID-19," ujar juru bicara Istana Negara, Dato’ Indera Ahmad Fadil Shamsuddin di Kuala Lumpur, Kamis.
Indera menyampaikan penghargaan kepada anggota parlemen yang telah mendukung titah baginda pada 28 Oktober 2020 lalu untuk memberi dukungan demi kesejahteraan dan keselamatan rakyat serta kemaslahatan negara.
"Sesungguhnya, selain daripada pemulihan ekonomi negara dan kelangsungan hidup rakyat, Belanjawan 2021 amat penting kepada pemerintah dan pihak berkuasa, khususnya petugas barisan depan, untuk meneruskan dan melancarkan dasar serta usaha membendung dan menangani ancaman wabah COVID-19," katanya.
Sementara itu mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad mengatakan ketika hanya 13 anggota parlemen non-pemerintah yang bangkit untuk mendorong belanjawan 2021 pemungutan suara terpisah tidak dapat dilakukan karena membutuhkan 15 anggota.
"Jika ini terjadi, berarti pemerintah yang dipilih oleh rakyat bisa dijatuhkan di tengah jalan dan diganti dengan pemerintah pintu belakang, Pemilu tidak ada artinya lagi," katanya.
Dia mengatakan pemerintah yang berdiri melalui korupsi dan sogokan pada anggota parlemen dan pemerintah yang korup didukung oleh anggota parlemen oposisi tanpa sedikitpun merasa bersalah karena mangkir janji kepada rakyat.
"Saya anggota parlemen Langkawi dan tiga lagi anggota parlemen Pejuang, Mukhriz Mahathir (Jerlun), Amiruddin Hamzah (Kubang Pasu) dan Shaharuddin Md Salleh (Sri Gading) tetap tidak berubah dengan pendirian kami menolak Belanjawan 2021," kata Mahathir.
Baca juga: Ekonomi Malaysia diproyeksi tumbuh 7,5 persen tahun depan
Baca juga: Parlemen kubu Mahathir setuju cek RAPBN sebelum disahkan
Baca juga: PM Malaysia diminta berunding dengan oposisi soal RAPBN 2021
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020