Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat memiliki bukti bahwa Taliban Pakistan mendalangi upaya gagal untuk meledakan bom mobil di pusat kota New York, kata Jaksa Agung AS Eric Holder, Minggu.

"Kami kini mengembangkan bukti yang menunjukkan bahwa Taliban Pakistan mendalangi serangan itu," kata Holder dalam program televisi ABC "This Week", yang membahas permasalahan saat ini.

"Kami tahu mereka membantu memfasilitasi serangan itu. Kami tahu mereka mungkin membantu mendanainya, dan ia (pelaku) bekerja atas perintah mereka," katanya seperti dilaporkan AFP.

Faisal Shahzad, seorang warga AS kelahiran Pakistan, diturunkan dari pesawat tujuan Dubai dan ditangkap Senin atas tuduhan meninggalkan mobil sport yang akan diledakkan di Times Square New York lebih dari sepekan lalu.

John Brennan, deputi penasihat keamanan nasional Gedung Putih, mengulangi pernyataan Holder yang menuding Taliban Pakistan dalam wawancara dengan CNN.

"Tampaknya ia bekerja atas nama Taliban Pakistan TTP," kata Brennan. "Kelompok ini bersekutu dekat dengan Al-Qaeda. Ini sesuatu yang kami tanggapi dengan sangat serius."

Pernyataan Holder itu disampaikan ketika New York Times melaporkan bahwa AS memperingatkan Pakistan agar menumpas gerilyawan muslim garis keras atau menghadapi konsekuensi berat.

Jendral Stanley McChrystal, panglima AS di Afghanistan, mendesak pemimpin militer Pakistan Jendral Ashfaq Parvez Kayani di Islamabad, Jumat, untuk segera memulai ofensif militer terhadap Taliban Pakistan dan Al-Qaeda di Waziristan Utara.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah barat laut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
(M014/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010