Saya kira rupiah bisa menguat, namun akan susah di bawah Rp14.000 karena Bank Indonesia akan menjaga stabilitas rupiah dari pada penguatan yang berlebihan

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup menguat seiring positifnya mayoritas mata uang regional Asia.

Rupiah ditutup menguat 44 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp14.100 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.144 per dolar AS.

"Sekarang sentimen "risk on" masih kuat. Bursa menguat ditopang ekspektasi vaksin COVID-19 dan stimulus AS pasca pilpres," kata analis Asia Valbury Futures Lukman Leong di Jakarta, Kamis.

Saat ini ada beberapa kandidat vaksin COVID-19, salah satunya vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca, yang diklaim mempunyai tingkat keefektifan 90 persen. Selain itu ada vaksin buatan Pfizer dengan tingkat keefektifan yang sama.

Kemudian ada vaksin dari Moderna yang diklaim memiliki tingkat keefektifan 94,5 persen. Selain itu, Sputnik V buatan Rusia juga diklaim memiliki tingkat keefektifan 95 persen.

Lukman menuturkan, pada akhir pekan rupiah masih akan melanjutkan pergerakan positif namun tidak akan menembus di bawah level psikologis Rp14.000 per dolar AS.

"Saya kira rupiah bisa menguat, namun akan susah di bawah Rp14.000 karena Bank Indonesia akan menjaga stabilitas rupiah dari pada penguatan yang berlebihan," ujar Lukman.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat posisi Rp14.125 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.100 per dolar AS hingga Rp14.130 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.130 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp14.169 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah menguat, ditopang dolar jatuh dan naiknya pengangguran di AS
Baca juga: Rupiah tengah pekan menguat, masih didukung sentimen vaksin

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020