"Tidak ada gejala tsunami pasca gempa gempa usai shalat dhuhur Minggu (9/5) siang. Gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter itu tidak memperlihatkan air laut naik di Iboih Sabang, begitu juga di Calang," kata Saliza Mohamadar via telepon seluler di Banda Aceh, Minggu.
Pengelola usaha penginapan dan restoran Iboih, Sabang dan Calang itu mengatakan, gempa yang mengguncang Aceh tersebut tidak terlihat perubahan air laut di kawasan Iboih dan para tamu yang sedang menikmati keindahan pantai sambil makan siang tidak melihat tsunami.
"Saya menyaksikan tidak ada tamu mengetahui mengenai air laut naik atau tsunami. Yang terlihat hanya sedikit ombak dan itupun sekali saja, seperti ada kapal kecil lewat sehingga gelombang laut bergolak naik," kata Saliza menjelaskan kondisi air laut di Sabang usai gempa.
Begitu juga di kawasan Calang Aceh Jaya yang juga ada usaha restorannya. Informasi itu diperolehnya melalui pesan singkat atau SMS setelah fenomena alam terjadi. Menurut karyawan restoran di Calang, tidak ada gejolak ombak yang berpotensi tsunami di sana, ujarnya.
Pemilik sejumkah tempat penginapan dan restoran di kawasan wisata Iboih yang memiliki daya tarik karena indah pantainya dengan suasana alam asri itu mengatakan, para tamu saat terjadi gempa sedang menikmati makan siang dan mereka tidak melihat air laut naik.
"Kondisi air terlihat biasa dan hanya ombak kecil yang baru dilewati sebuah kapal nelayan. Saya tadi ingin mendapat informasi dari Calang, Aceh Jaya, namun menurut karyawan saya di sana juga tidak terlihat air laut naik pertanda tsunami. Biasa saja," ujarnya.
Saliza yang mengaku nyaris tidak merasa fenomena alam itu mengatakan, gempa cukup kuat dirasakan masyarakat di Kabupaten Aceh Barat, Meulaboh, sementara di Sabang sendiri, paling tidak di kawasan wisata terindah, Iboih, tidak terlalu kencang dan nyaris tidak terasa.(*)
(T. S019/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010