Jakarta (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Bencana Geologi (PVMG) mengingatkan warga Aceh harus tetap waspada akan kemungkinan terjadinya gempa susulan setelah gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter (SR) yang berpusat dekat Meulaboh, Aceh, pada Minggu siang.

"Gempa susulan akan terjadi untuk menstabilkan lempeng, paling tidak kekuatannya sekitar 5 SR, warga harus tetap waspada dan jangan panik," kata Kepala PVMBG, Surono, ketika dihubungi ANTARA News di Jakarta, Minggu.

Gempa berkekuatan 7,2 SR terjadi di Meulaboh, Aceh , Minggu siang, sekitar pukul 12.59 WIB.

Menurut keterangan laman Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa yang berpotensi tsunami itu terjadi di 66 kilometer barat daya Meulaboh, 110 km barat daya Blangpidie, 126 km barat laut Labuhanhaji, dan 138 km barat laut Sinabang atau 3,61 lintang utara (LU) dan 95,84 Bujur Timur (BT), serta kedalaman gempa mencapai 30 kilometer.

Surono menjelaskan gempa tektonik yang terjadi di Meulaboh itu, akibat penujaman antara Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia hingga untuk menstabilkan kembali pertemuan lempeng tersebut akan berlangsung gempa susulan.

Dikatakannya, kekuatan gempa sebesar 7,2 SR itu, terhitung besar akibat penujaman lempeng di wilayah barat Sumatera tersebut yang berlangsung cepat.

"Pergerakan lempeng di barat Sumatera itu, terhitung cepat hingga setiap terjadi gempa maka kekuatannya selalu besar," katanya.

Kondisi demikian, kata dia, berbeda dengan lempeng yang ada di selatan Jawa yang penujaman antara lempeng tidak cepat hingga kekuatan gempanya relatif kecil.

"Gempa di Aceh dengan kekuatan 7,2 SR tidak sampai menimbulkan tsunami, karena pusat gempanya cukup dalam yakni 30 kilometer," katanya.

Ia menyebutkan, syarat terjadinya tsunami sendiri, yakni energi atau kekuatannya harus besar dan pusat gempanya dengan kedalaman yang dangkal.

Gempa di Aceh tersebut, kata Surono , dirasakan meluas di sebagian wilayah Sumatera yang menunjukkan bahwa pusat gempanya yang dalam.

"Berbeda dengan kejadian tsunami di Pangandaran, Ciamis yang getaran gempanya tidak meluas karena kedalamannya yang dangkal," katanya.
(T.R021/A011/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010