Banda Aceh (ANTARA News) - Warga Kota Banda Aceh yang lari karena panik akibat gempa bumi berkekuatan 7,2 Skala Richter (SR) akhirnya kembali ke rumah masing-masing setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencabut peringatan tsunami.

Suasana kota dan kehidupan masyarakat Banda Aceh pada Minggu terlihat berangsur normal, seperti yang terlihat di 66 kilometer barat daya Meulaboh.

Gempa dengan kedalaman mencapai 30 km pada posisi 3,61 Lintang Utara (LU) dan 95,84 Bujur Timur (BT) itu membuat panik warga karena berpotensi tsunami. Mereka panik dan berlarian menuju tempat yang lebih aman.

Saat gempa terjadi, warga yang sebagian besar berada di rumah karena bertepatan dengan hari Minggu berhamburan ke luar kediaman masing-masing.

Karena warga masih trauma dengan musibah tsunami 2004, sebagian besar warga, terutama yang tinggal di pinggir pantai, meninggalkan rumah mereka dengan menggunakan sepeda motor maupun kendaraan bermotor lainnya serta membawa barang seadanya.

Sejumlah ruas jalan di Kota Banda Aceh sempat macet, terutama di kawasan Simpang Surabaya menuju ke Lambaro dan Keutapang ke arah Mata Ie Aceh Besar.

Sebagian warga mempersiapkan kendaraannya di depan rumah masing-masing jika sewaktu-waktu tsunami melanda bisa langsung menyelamatkan diri.

Setelah sekitar satu jam gempa terjadi dan peringatan tsunami dicabut oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), warga yang sebelumnya bersiap-siap meninggalkan kediaman dan sebagian memperhatikan gerakan air di sungai sudah kembali ke rumah masing-masing.
(D016/D007/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010