Bengkulu (ANTARA News) - Arpi (35), warga perumahan Koorpri, Kelurahan Surabaya, Kota Bengkulu, menemukan buah kelapa bergambar seorang perempuan mirip Monalisa, perempuan yang dilukis Leonardo da Vinci pada abad ke-16.
"Awalnya buah kelapa itu masih di pohon setinggi dua meter di belakang rumah saya, namun adanya lukisan di kulitnya yang menyerupai wajah perempuan itu tersebar, sehingga setiap hari ada warga yang datang melihatnya," kata Arpi di Bengkulu, Minggu.
Oleh karena itu, ia merasa takut ada yang mencuri buah kelapa tersebut, sehingga segera dipetik dan disimpan di rumahnya.
"Mulanya, banyak anak-anak yang ketakutan dan menyangka kelapa tersebut berhantu, karena ada lukisan mirip wajah perempuan, tapi lama kelamaan banyak wara penasaran ingin melihat," katanya.
Setelah diteliti lebih dekat, dalam kulit kelapa tersebut memang terlukis seperti perempuan dengan rambut terurai, dua mata, hidung dan mulut yang tampak jelas.
"Lukisan tersebut memang terlihat alami, karena raut wajahnya menyerupai muka manusia terlukis bagian kulit kelapa yang sudah tua," kata Arpi, yang sehari-hari bekerja membuat mebel kayu itu.
Selanjutnya, ia memecahkan kelapa tersebut dengan golok, ternyata seperti biasa ada daging dengan warna putih dan ada airnya, serta tidak ditemukan kejanggalan lainnya.
Setelah diambil isinya, maka kulit buah kelapa itu digantung di bagian depan usaha mebel miliknya dan sampai sekarang menjadi pusat perhatian warga Kota Bengkulu.
Warga yang datang ingin menyaksikan kulit kelapa itu mulai dari anak-anak sampai kaum bapak dan ibu-ibu, bahkan ada mengabadikan dengan telepon genggamnya.
Dekat kulit kelapa mirip topeng manusia itu disediakan kardus kecil untuk warga memberikan sumbangan uang ala kadarnya, kemudian akan disalurkan untuk kegiatan sosial.
Lukisan Monalisa yang dibuat oleh Leonardo da Vinci pada abad ke-16 merupakan salah satu lukisan paling terkenal di dunia hingga kini, dan dipamerkan di Musee du Louvre (Museum Lovre) di Paris, Perancis.
(T.Z005/E011/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010