"Jangan meniru apa yang negara lain lakukan. Kita punya cara dan kultur sendiri, yaitu apa yang telah diajarkan nenek moyang kita untuk menyelesaikan setiap masalah dengan baik dengan cara berdialog dan duduk bersama membahasnya," katanya saat akan melepas gerak jalan sehat 2010 di Kawasan Industri MM2100 Di Cikarang, Bekasi, Minggu.
Pada kesempatan itu, Boediono mengingatkan perlunya menciptakan harmonisasi hubungan industrial buruh dan pengusaha yang baik, ajaran nenek moyang untuk selalu berdialog harus selalu dikedepankan dalam setiap menghadapi masalah ketenagakerjaan.
Menurut dia, untuk menjaga dan suasana yang baik, yaitu kalau ada masalah ketenagakerjaan harus dirundingkan dan bukan dengan cara konfrontatif.
"Ingat, kultur kita bukan konfrontatif, akan tetapi kita bicarakan bersama. Namun, tidak harus seperti bangsa lain. Cara kita adalah dengan dialog bersama," kata Wapres menegaskan.
Ia mengibaratkan Indonesia sebagai "kapal" yang berada di tengah gelombang lautan luas ekonomi yang perlu dijaga kestabilannya dengan kebersamaan yang baik.
"Sebab, salah satunya krisis ekonomi yang meledak dua tahun lalu, ekornya masih ada. Sementara, krisis itu belum selesai, goncangan ekonomi mulai tampak lagi dari Eropa sekarang ini," ujarnya.
Boediono menegaskan, "Apa pun yang terjadi di bagian dunia lain akan merembet ke bagian lainnya."
"Kita berada dalam satu kapal dan di bagian lautan lainnya masih bergejolak meskipun di Indonesia mulai tenang. Sampai kapan? Kita tidak tahu krisis tersebut. Kita yang dalam di kapal jangan sampai oleng karena ulah kita sendiri," katanya mengingatkan.
Untuk menciptakan hubungan industrial yang baik, kata Wapres, pemerintah menciptakan regulasi agar ada keseimbangan antara pekerja dan pengusaha.
"Aturan yang seimbang itu harus dilaksanakan dalam praktik. Jangan sampai yang tertulis itu tidak dilaksanakan. Karena kalau tidak dilaksanakan hal itu akan menimbulkan kegoncangan," kata Boediono.(*)
(T.R018/D007/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010