Samarinda (ANTARA News) - Sejumlah jalan protokol di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu sore (6/5) tergenang air akibat hujan serta luapan pasang Sungai Karang Mumus yang membelah "Kota Tepian" itu.

Dilaporkan bahwa air genangan air itu akibat hujan yang tidak begitu lama namun bersamaan dengan pasang Sungai Karang Mumus yang membelah kota berpenduduk sekitar 700.000 jiwa itu.

Air terlihat menggenangi sejumlah ruas jalan di kota yang dibelah oleh Sungai Mahakam itu menyebabkan kemacetan panjang di sejumlah jalan utama.

Kemacetan terparah berlangsung di Simpang Empat Mal Lembuswana. Ketinggian air di pusat perbelanjaan terpadat di Samarinda itu mencapai 30 hingga 50 centimeter.

Kondisi itu menyebabkan puluhan kendaraan baik roda dua maupun roda empat terlihat berbalik arah, menghindari kemacetan panjang yang mencapai 500 meter.

"Saya terpaksa berbalik arah, selain akibat padatnya kendaraan, air yang menggenangi Jalan dr. Sutomo juga cukup dalam," ujar seorang pengendara motor ditemui saat melintas di Jalan dr. Sutomo, Sabtu.

Seorang pengendara lainnya mengatakan bahwa dia nekat menerobos genangan air karena jika dia memutar, jarak yang ditempuh cukup jauh.

"Saya terpaksa nekat menerobos banjir karena kalau harus memutar jaraknya sangat jauh. Apalagi, jalan yang mesti saya lalui tetap tergenang air sebab biasanya kalau air tergenang disini (Jalan dr. Sutomo) pasti juga akan menggenangi Jalan Wahid Hasyim," kata warga Sempaja, Samarinda Utara itu.

Genangan air terlihat cukup dalam di Jalan Ruhui Rahayu, tepatnya di depan Mal Lembuswana.

Ketinggian air di kawasan ini mencapai 40 hingga 60 centimeter.

Banjir yang melanda kawasan Simpang Empat Mall Lembuswana itu juga meluas hingga ke Jalan M. Yamin dan Jalan Pembangunan.

Beberapa petugas Satuan lalu Lintas Poltabes Samarinda terlihat diterjunkan untuk mengatasi kemacetan di jalur terpadat di Kota Samarinda itu.

Sementara, genangan air justru tidak terlihat di Jalan Wahid Hasyim, Samarinda Utara.

"Biasanya, kawasan ini paling sering dilanda banjir. Apalagi hujan yang turun hari ini sangat deras dan berlangsung cukup lama, namun, hingga sore ini (Sabtu) tidak terlihat adanya genangan air di Jalan Wahid Hasyim," ujar seorang warga Sempaja, Saud.

Warga Samarinda kata dia tetap khawatir, jika terjadi banjir sebab husim hujan baru berakhir pada Juni mendatang.

"Kami berharap tidak terjadi lagi banjir di Samarinda seperti pada April 2009 lalu. Namun, kami tetap merasa khawatir sebab biasanya setelah banjir melanda wilayah Kutai Barat dan Kutai Kartanegara, pasang air Sungai Mahakam akan merambah ke Samarinda," ujar Saud. (*)
(T.A053/I014/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010