Islamabad (ANTARA News/AFP) - Pakistan Sabtu mengatakan, pihaknya berhasil menguji tembak dua peluru kendali yang mampu membawa nuklir dan hulu ledak konvensional, pada saat Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani meminta pengakuan sebagai negara nuklir.

Pernyataan dari militer negara tersebut mengatakan, rudal Ghaznavi, dengan kemampuan jelajah 290 kilometer, dan rudal Shaheen I, yang bisa menghantam sasaran sekitar 650 kilometer, keduanya `berhasil menghantam daerah-daerah yang menjadi sasaran.`

Gilani, Ketua Kepala Komite Staf Gabungan Jenderal Tariq Majid, dan beberapa perwira militer senior serta penjabat sipil menyaksikan uji coba itu, kata pihak militer.

Perdana menteri menyerukan kepada masyarakat internasional agar mengakui Pakistan sebagai negara pemilik kekuatan nuklir, dan memberikan negaranya akses kepada energi nuklir untuk sipil.

"Kini tiba saatnya bagi dunia untuk mengakui Pakistan secara de jure sebagai negara nuklir, dengan hak dan tanggungjawab yang sama," kata Gilani.

Dia meminta Kelompok Pemasok Nuklir (NSG) untuk melepaskan tuntutan Pakistan dan mengatakan, `energi adalah kebutuhan keamanan ekonomi yang penting bagi Pakistan, dan energi nuklir adalah energi masa depan yang bersih."

NSG dengan 45 anggotanya mengawasi ekspor dan penjualan teknologi nuklir sedunia. Peraturan-peraturannya biasanya melarang perdagangan dengan negara-negara yang tidak menandatangani Perjanjian Tidak melakukan Penyebaran Nuklir (NPT).

Pakistan bukan penandatanganan perjanjian itu.

Pakistan memiliki persenjataan termasuk rudal jarak pendek, jarak sedang dan jarak jauh.

Dua negara Asia Selatan yang saling bermusuhan, India dan Pakistan itu pernah terlibat perang tiga kali, dua di antara mereka menyangkut sengketa wilayah Kashmir di Himalaya.

Keduanya secara rutin melakukan uji coba rudal sejak mereka mendemonstrasikan kemampuan senjata nuklirnya pada 1998.(*)
(Uu.H-AK/M043/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010