Jakarta (ANTARA News) - Pelaku usaha mengharapkan menteri keuangan pengganti Sri Mulyani adalah figur yang mampu mencari pembiayaan nasional secara kreatif, bukan berorientasi pada utang ke negara lain.
"Menteri keuangan pengganti Sri Mulyani harus profesional, memiliki integritas tinggi dan tidak berorientasi pada utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan keuangan negara," kata Ketua Masyarakat Profesional Madani, Ismeth Hasan Putro pada diskusi "Ketika Jeng Sri Pergi" yang diselenggarakan sebuah radio swasta di Jakarta, Sabtu.
Dikatakannya, jika menteri keuangan pengganti Sri Mulyani yang dipilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berorientasi pada utang luar negeri, beban utang luar negeri Indonesia semakin berat.
Menurut dia, hingga saat ini Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki utang luar negeri terbesar serta sekaligus salah satu negara dengan tingkat korupsi terbesar.
Utang luar negeri Indonesia dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, kata dia, meningkat sekitar 40 persen dibandingkan dengan kurun waktu yang sama pada masa orde baru.
"Karena itu, menteri keuangan yang baru tidak boleh lagi bergantung pada utang luar negeri untuk membiayai pembangunan negara," katanya.
Menteri keuangan yang baru, katanya, harus mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi kembali pada level tujuh persen dan meningkatkan cadangan devisa negara mencapai Rp150 triliun hingga 2014.
Menurut dia, untuk mencapai terget tersebut menteri keuangan yang baru harus terus menggalakkan reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi, terutama di lingkungan kementeriannya.
Ismeth membandingkan, Indonesia dengan China yang pada sekitar 20 tahun lalu memiliki cadangan devisa dalam jumlah yang sama sekitar Rp70 triliun.
"Saat ini setelah 20 tahun kemudian, cadangan devisa Indonesia tetap sekitar Rp70 triliun dan cadangan devisa China sudah sekitar Rp2.000 triliun. Ini harus menjadi pelajaran bagi Indonesia," katanya.
Ismeth juga berharap, menteri keuangan pengganti Sri Mulyani ini profesional dan tidak terjebak menjadi perpanjangan tangan parpol.
"Kalau hal ini sampai terjadi maka menteri keuangan itu akan kehilangan kredibilitas dan akan berdampak pada sentimen pasar," katanya.
Ismeth optimistis Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan memilih figur yang tepat untuk menggantikan posisi Sri Mulyani sebagai menteri keuangan, yakni figur yang independen, bisa membawa kesejukan bagi pasar maupun dunia politik, bukan menjadi kaki tangan bandar. (R024/S023)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010