Padang (ANTARA News) - Sebanyak 890 siswa SMP di Kota Padang, Sumatera Barat dinyatakan tidak lulus ujian nasional (UN) dari 13.921 peserta ujian.
Kepala Dinas Kota Padang, Bambang Sutrisno, di Padang, mengatakan dirinya gembira dengan tingkat kelulusan siswa SMP di Kota Padang.
"Bagaimana tidak dari 13.921 peserta ujian nasional tingkat SMP atau sederajat, hanya 890 siswa dinyatakan tidak lulus atau gagal," katanya.
Menurutnya, pada tahun 2009 tingkat kelulusan siswa SMP atau sederajat di Kota Padang mencapai sekitar 97 persen.
"Sedangkan pada tahun 2010 tingkat kelulusan hanya mencapai sekitar 93,61 persen saja," ucapnya.
Dia menambahkan, rendahnya tingkat kelulusan pada tahun 2010 tidak hanya dirasakan sejumlah siswa SMP di Kota Padang.
"Rendahnya tingkat kelulusan SMP atau sederajat terjadi secara nasional, siswa yang tidak lulus kali ini disinyalir disebabkan kurang kehati-hatian dalam melingkari lembar jawaban kerja (LKJ),"ungkapnya.
Dia mengatakan, walaupun tingkat kelulusan menurun, namun Kota Padang menduduki peringkat pertama terbaik kelulusan dan nilai UN tahun 2010.
"Dimana untuk nilai Bahasa Indonesia rata-ratanya 7,44, matematika 7,66, Bahasa Inggris 7,76, serta IPA 7,86, "katanya.
Menurutnya, dari 100 SMP/MTs baik swasta maupun negeri yang menyelenggaran ujian nasional di Kota Padang pada Tahun 2010, hanya 13 sekolah meluluskan siswanya 100 persen.
"Sekolah yang lulus 100 persen, yakni SMP 2, SMP 8, SMP 12, SMP 31, SMP 7, sedangkan sekolah swasta SMP PGRI 4, MTs Ponpres Madinah Al Mun, SMP Nasional, MTs PGAI, MTs Dhuafa Bungus, SMP darul Maarif, MTs Thawalib serta SMP DEK," ungkapnya.
Bahkan pada beberapa sekolah, lanjut Bambang jumlah siswa yang tak lulus mencapai puluhan orang."Sekolah yang gagal meluluskan yakni SMP Kartika I-7 sebanyak 87 siswanya, SMP Kartika I-6 45 siswa, dan SMP PERTI 44 siswa," katanya.
Dia menambahkan, sekolah yang siswanya gagal pada UN utama akan mengikuti ujian susulan pada 17 hingga 20 Mei mendatang.
"Data siswa yang gagal tersebut, dari pihak sekolah langsung menyerahkan kepada masing-masing kelompok penyenggara (Pokgar)," pungkasnya. (ZON/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010