"Selamat mengikuti Munas. Mari perkuat wasathiyatul Islam dan moderasi beragama di tengah kemajemukan Indonesia," kata Menag di Jakarta, Rabu.
Adapun Munas MUI le-10 digelar di Hotel Sultan, Jakarta, pada 25-27 November 2020. Kegiatan digelar secara daring dan luring.
Baca juga: Menag: Pastikan anggaran pendidikan berdampak pada efektivitas belajar
Penyelenggaraan Munas sendiri memiliki sejumlah agenda, salah satunya suksesi kepemimpinan MUI. Melalui kegiatan lima tahunan itu juga akan dibahas berbagai sikap MUI terhadap berbagai isu-isu kontemporer, termasuk ada pembahasan fatwa keagamaan.
Sebagai forum permusyawaratan tertinggi Majelis Ulama Indonesia, Munas MUI juga akan menilai pertanggungjawaban pengurus periode 2015-2020, menyusun garis-garis besar program kerja nasional 2020-2025, menetapkan perubahan pedoman dasar dan pedoman rumah tangga MUI dan menetapkan rekomendasi-rekomendasi
Fachrul berharap Munas MUI dapat mendorong tumbuhnya kerukunan umat beragama, persatuan dan kesatuan Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
"MUI sebagai majelis dari umat beragama harus tetap menjadi contoh teladan terbaik bagi persatuan dan kesatuan bangsa, mempromosikan kedamaian, kesejukan dan toleransi, sebagaimana yang dicontohkan dan diteladankan Rasulullah Muhammad SAW," katanya.
Baca juga: MUI akan rumuskan dakwah dengan cara baik, bukan mungkar
Baca juga: Munas MUI bahas fatwa vaksin COVID-19
Baca juga: Pemilihan ketua umum MUI yang baru dengan sistem formatur
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020