Dumai (ANTARA News) - Diduga stres karena tidak lulus Ujian Nasional (UN), Adek (14), siswa kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP), warga Kelurahan Bumi Ayu, Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai, Provinsi Riau, nekat gantung diri.
Desi (43), ibu dari siswa malang itu saat ditemui ANTARA, Jumat siang mengatakan, kondisi anaknya terlihat lemas terbelit seutas tali yang tergantung di dekat pintu kamar pada Jumat pagi, sekitar pukul 09.00 WIB.
Kondisi Adek seperti yang dijelaskan Desi sudah pucat dengan mata tertutup dan lidah yang menjulur.
Desi yang melihat kondisi anaknya bergelantungan, spontan berteriak dan menangis.
Beberapa warga yang mendengar teriakan Desi kemudian berdatangan dan memotong seutas tali yang membelit leher anaknya.
Beruntung pada saat diturunkan, Adek masih dalam kondisi bernafas sehingga dapat selamat dari tindakan percobaan buhuh yang dilakukannya.
Demi memastikan kondisi anaknya, Desi dibantu warga lainnya kemudian berinisiatif membawa Adek ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai.
"Saya nggak tahu kalau dia (Adek-Red) sanggup berbuat seperti itu. Memang sebelumnya saya sempat nasehati karena dia tidak lulus ujian. Sejak itu dia terus sering murung dan berdiam diri dikamarnya," ungkap Desi yang mengenakan daster bunga-bunga saat ditemui siang itu.
Dengan mata berkaca-kaca, Desi mengaharapkan kejadian serupa tidak terulang.
Sementara itu, Purnawan (39), tetangga Desi mengaku terkejut saat mendengar dan melihat kenekatan anak tetangganya yang menurutnya berprilaku riang.
Adek menurut Purnawan memilki kebiasaan yang khas, yakni sering bepergian sendiri. Kendati demikian, Purnawan menganggap Adek merupakan sesosok anak yang kuat karena tidak pernah mengeluh terhadap orang tuannya yang selalu memarahinya ketika berbuat salah.
"Kalu di kaji-kaji, siapa yang sangka, karena selama ini dia (Adek-Red) anaknya tidak cengeng dan terkenal bandel," tuturnya.
Dilain sisi, Kadisdik Kota Dumai, Drs H Rusli Alhami, memandang tindakan yang dilakukan Adek bisa saja dilakukan setiap siswa yang tidak lulus akibat terkanan mental yang mendalam.
"Disini peran orang tua dalam menenangkan anaknya sangat dibutuhkan, karena semua siswa yang gagal saat UN memang mengalami depresi. Tergantung lagi cara keluarga untuk membuat tekanan itu tidak membesar hingga berujung terhadap kenekatan-kenekatan tidak terduga," terangnya. (Ant/K004)
Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Kejadian seperti ini mungkin akan meningkat bila terus2an sistem pendidikan tak di rubah.
Negara maju dalam mendidik siswa/i tak hanya mengandalkan tes / ujian,tetapi memperhatikan sisaw/i dlm bidang kemampuannya masing2.
Karena setiap manusia IQ nya berbeda ,ada yg pinter ada yg lemah.
kalau baca berita ini, spt nya banyak murid yg akan jadi korban pendidikan.
sgt memprihatinka