Lamongan (ANTARA News) - Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah Lamongan pada 23 Mei mendatang, memaksa tim Persela harus bertanding di luar kandang saat menjamu dua lawannya dalam pertandingan Liga Super Indonesia.
Informasi yang diperoleh di Lamongan, Jumat, menyebutkan dua laga "home" Persela yang harus dimainkan di luar kandang tersebut, adalah melawan PSPS Pekanbaru (15/5) dan Persija Jakarta (19/5).
Pertandingan dua laga tersebut bersamaan dengan pelaksanaan kampanye Pilkada Lamongan sehingga aparat kepolisian tidak mengeluarkan izin kepada Persela untuk bermain di Stadion Surajaya Lamongan.
Menurut rencana, pertandingan Persela melawan PSPS dan Persija dimainkan di Stadion Gelora Bumi Kartini Jepara, Jawa Tengah.
Pengurus Persela telah melakukan koordinasi dengan panpel Persijap Jepara dan aparat kepolisian setempat untuk penggunaan stadion tersebut.
"PT Liga Indonesia sudah menyetujui rencana tersebut. Apalagi, Persela dengan Persijap berada dalam satu paket dalam setiap pertandingan," kata Sekretaris Panpel Persela Muji Santoso.
Satu paket yang dimaksud adalah selain melawan Persela, nantinya PSPS dan Persija juga akan menghadapi Persijap pada pekan yang sama.
Artinya, saat PSPS melawan Persela pada sore hari, maka pertandingan Persija menghadapi Persijap digelar malam hari. Pertandingan berikutnya akan dilakukan seperti itu.
Sebelum memutuskan memakai stadion di Jepara, pengurus Persela sudah menjajaki sejumlah stadion di wilayah Jatim, seperti Gelora 10 Nopember Tambaksari Surabaya, Petrokimia Gresik dan Brawijaya Kediri.
Selain stadion di Jatim, Persela juga berusaha meminjam stadion di Yogyakarta dan Solo, tapi semuanya tidak membuahkan hasil.
Persoalan izin menjadi kendala karena sejumlah daerah juga sedang disibukkan pelaksanaan pilkada dan stadion dipakai tim tuan rumah untuk menggelar pertandingan.
Direktur Teknik Persela Joko Susilo awalnya sangat berharap timnya bisa menggelar pertandingan melawan PSPS dan Persija di wilayah Jatim. Kalau alternatif itu gagal, paling tidak bisa bermain di Solo atau Yogyakarta.
"Kalau akhirnya di Jatim dan Solo atau Yogyakarta tidak bisa, kami tidak bisa berbuat banyak," katanya.
Menurut Joko, bermain di luar kandang meskipun berstatus tuan rumah, kondisinya sangat berbeda dengan bermain di depan publik sendiri.
Apalagi, tim berjuluk "Laskar Joko Tingkir" itu sudah menargetkan angka penuh pada dua laga kandang melawan PSPS dan Persija, untuk mengamankan posisi dari jurang degradasi.
"Kami tetap harus bermain `all out` untuk mengejar target tersebut, meskipun tidak bermain di kandang sendiri," tambah Joko Susilo.
(T.D010/I007/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010