Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah Korea Selatan melalui Wakil Ketua Parlemen Korea Selatan, memberikan perhatian khusus terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di negara tersebut.

Dia mengatakan, berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), saat ini tercatat ada lebih dari 37 ribu orang warga Indonesia yang menetap di Korea Selatan, lebih dari 1.400 diantaranya adalah pekerja dan mahasiswa yang tinggal di Kota Daegu, salah satu pusat penyebaran virus COVID-19 di Korea Selatan.

"Kementerian Luar Negeri Indonesia mencatat hingga awal November 2020 ini sudah ada 43 WNI di Korea Selatan yang terpapar COVID-19. Alhamdulilah, 41 diantaranya sudah sembuh dan 2 sudah mulai stabil," kata Bamsoet saat menerima Wakil Ketua Parlemen Korea Selatan Mrs Kim Sanghee di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Rabu.

Bamsoet mengatakan, Indonesia sebagai sahabat mendukung berbagai langkah pemerintah Korea Selatan dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di negara tersebut dan meminta untuk memberikan perhatian khusus kepada para WNI yang terkena COVID-19.

Dia menilai, hubungan bilateral Indonesia-Korea Selatan sudah meningkat tajam dalam beberapa dekade terakhir, terutama sejak ditandatanganinya Joint Declaration on Strategic Partnership to Promote Friendship and Cooperation in the 21st Century oleh kedua Kepala Negara pada 4 Desember 2006.

Baca juga: Gelombang ketiga COVID-19 di Korsel dapat picu lonjakan pasien
Baca juga: Ketua MPR ajak generasi muda bangun benteng ideologi bangsa
Baca juga: Ketua MPR : teknologi buka akses pendidikan tinggi



"Kemitraan ini kemudian ditingkatkan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Moon Jae-in menjadi Special Strategic Partnership pada 9 November 2017," ujarnya.

Menurut dia, Indonesia dan Korea Selatan juga tergabung dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang melibatkan 10 negara ASEAN ditambah lima negara besar lainnya yakni Australia, New Zealand, China, Jepang dan Korea Selatan.

Dia mengatakan, menjadikan RCEP sebagai kemitraan perdagangan terbesar dunia dengan total GDP 26 triliun dolar AS dan melibatkan hampir sepertiga populasi warga bumi.

Bamsoet menjelaskan, Korea Selatan merupakan salah satu mitra dagang dan negara asal investasi terbesar bagi Indonesia. Nilai perdagangan Indonesia dan Korea Selatan dari Januari-September 2020 mencapai 9,65 miliar dolar AS.

"Investasi Korea Selatan di Indonesia pada tahun 2020 berjumlah 1,14 miliar dolar AS yang tersebar di 2.412 proyek, nilai tersebut turun dibandingkan tahun 2017 yang berjumlah 2,02 miliar dolar AS yang tersebar di 3.274 proyek," katanya.

Baca juga: Wakil Ketua MPR dorong perkuat siaran di daerah 3T
Baca juga: Bamsoet: Perhatikan kekhawatiran orang tua siswa soal KBM tatap muka


Dia mendorong investasi Korea Selatan di Indonesia bisa kembali ditingkatkan apalagi saat ini sudah ada kemudahan perizinan melalui UU No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar itu menilai, Indonesia dan Korea Selatan juga telah memiliki kerja sama dalam beberapa proyek pengadaan alat utama sistem pertahanan (ALUTSISTA) seperti kapal selam, pesawat latih, kendaraan tempur dan pengembangan bersama pesawat tempur KF-X/IF-X.

"Kedua negara juga telah meresmikan Kapal Selam KRI Alugoro 405 di Surabaya pada 11 April 2019 hasil kolaborasi PT PAL dengan DSME sebagai kapal ketiga hasil kerja sama Joint Venture Kapal Selam Batch ke-1 RI-Korea Selatan," ujarnya.

Dia menilai, kerja sama pertahanan antar kedua negara harus terus ditingkatkan agar kedua negara bisa saling mengembangkan industri pertahanan.

Hadir dalam acara tersebut para anggota Parlemen Korea Selatan, antara lain Nam Insoon, Kwon Insook, Yang Kumhee, Min Byoungdug, Lee Yong, Kim Myungsin, Hwang Seungki, dan Lim Jeung. Hadir pula Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang-beom.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020