mekanisme investasi dari luar negeri di masa sulit seperti ini akan sangat membantu meningkatkan profil investasi Indonesia dan juga lapangan kerja

Jakarta (ANTARA) - Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (Satgas PEN) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan alokasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional sebagai sovereign wealth fund (SWF) atau dana investasi.

"Terkait sovereign wealth fund, karena arahan Presiden, khususnya untuk pembiayaan korporasi, diberikan stimulus untuk bisa meningkatkan investasi bagi korporasi di Indonesia," kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Dia menyampaikan SWF merupakan instrumen investasi, di mana nantinya pengembangan korporasi di Indonesia bisa dibiayai investor dari luar negeri. Sehingga SWF ini juga bentuk stimulus bagi korporasi.

Dia menekankan investasi di sini dalam bentuk investasi kepemilikan atau investasi saham, bukan investasi pinjaman yang harus dikembalikan uangnya.

"Itu sebabnya kami melihat bahwa mekanisme investasi dari luar negeri di masa sulit seperti ini akan sangat membantu meningkatkan profil investasi Indonesia dan juga lapangan kerja di Indonesia yang memang sangat dibutuhkan oleh banyak rakyat," jelas Wamen I BUMN ini.

Dia juga menyampaikan ada beberapa realokasi anggaran dalam program PEN.

Sesuai arahan Presiden bahwa program-program ekonomi yang dilaksanakan harus merupakan program yang benar-benar bisa menyerap tenaga kerja dan juga masih bisa berputar tipe usahanya di masa pandemi.

Maka, kata dia, Satgas melihat adanya peluang dalam industri pertanian dalam hal ini food estate atau lumbung pangan.

"Itu sebabnya kenapa food estate masuk (dalam anggaran PEN). Karena ini masih terus berjalan dan terus terang pertanian dan perikanan merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Indonesia terutama yang paling bawah," jelasnya.

Baca juga: Satgas lakukan realokasi anggaran PEN untuk vaksinasi
Baca juga: Satgas catat realisasi penyaluran PEN capai Rp366 triliun
Baca juga: Satgas: Dana PEN dongkrak perputaran uang hingga Rp300 triliun

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020