"Saya lihat korban menyeberang jalan kemudian menyusuri lintasan rel itu," kata saksi mata, Nurhadi, di Tegal, Kamis.
Korban bernama Witoyo (20) yang warga Kelurahan Kudaile itu diduga mengalami depresi dan berjalan di tengah rel tersebut saat KA Kaligung melintas.
Kereta itu melaju dari arah utara (Kota Tegal) menuju selatan (Slawi) dengan kecepatan relatif tinggi dan menabrak korban. Tubuh korban terseret kereta hingga 100 meter dan kemudian tersangkut di bawah salah satu gerbong.
Masinis yang kemungkinan melihat peristiwa itu, katanya, kemudian menghentikan laju kereta dan meminta tolong warga setempat untuk memindahkan korban dari bawah gerbong ke tepi rel.
Ia mengaku, mendengar bunyi klakson dan melihat kecepatan laju kereta sudah berkurang saat korban berada di lintasan tersebut.
Tetapi, katanya, korban tetap tidak menyingkir dari lokasi itu.
"Akibatnya korban terseret kereta hingga tewas. Tubuhnya terseret hingga sekitar 100 meter dari tempat tertabrak," katanya.
Ia mengatakan, korban luka di sekujur tubuh, sedangkan tangannya putus.
Sentot (40), seorang tetangga korban, mengatakan, Witoyo dikenal masyarakat setempat mengidap gangguan jiwa.
"Sejak orang tuanya meninggal dua pekan lalu, Witoyo itu tiba-tiba mendadak depresi padahal sebelumnya korban merupakan anak yang baik," katanya.
Kepala Kepolisian Resor Tegal, AKBP Wahyu Handoyo, mengatakan, petugas hingga saat ini masih menyelidiki peristiwa tersebut. Korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Soesilo, Slawi, untuk divisum et repertum.
(U.KR-KTD/M029/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010