Jakarta (ANTARA News) - Mantan Duta Besar India untuk Kuba dan Indonesia, Vinod Khanna, mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia dan India dapat bekerja sama memberikan kontribusi bagi kemakmuran dunia.

Hal tersebut, menurut keterangan dari Kementerian Luar Negeri, Kamis , disampaikan oleh Khanna kepada peserta diklat Sesdilu --yang merupakan prasyarat bagi diplomat madya yang akan dipromosikan untuk mendapatkan gelar Counsellor-- angkatan 44.

Ia mengatakan bahwa bersama Indonesia, India yakin akan mampu memberikan kontribusi bagi kemakmuran dunia melalui pembangunan demokrasi dan pengentasan kemiskinan.

Hal itu, katanya, disebabkan hubungan kedua negara yang makin erat dari waktu ke waktu.

Ia mengatakan bahwa hubungan bilateral RI-India tidak dapat dilepaskan dari ikatan sejarah yang panjang, termasuk di masa perang dingin, yang mana keduanya sama-sama percaya akan hak kemerdekaan bagi seluruh negara.

Pada era 50-an kedua negara juga terlibat aktif baik di Konferensi Asia Afrika maupun Gerakan Non-Blok.

Sementara itu Mushirul Hasan, Director Academy of Third World Studies, Jamia Millia Islamia, menyoroti mengenai keberagaman umat Islam di India.

Ia menyebutkan bahwa nilai-nilai Islam di India memiliki karakter yang unik karena mereka berasimilasi dengan kultur lokal.

Ia menyebutkan bahwa masuknya Islam ke negara itu melalui dua cara yaitu penaklukan di daerah India utara dan perdagangan di India selatan. Hal tersebut memberikan corak yang berbeda bagi umat Islam yang berdomisili di selatan dengan di utara.

Kuliah tersebut merupakan bagian dari kerjasama antara Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Luar Negeri dengan Kedubes India di Jakarta. Kemlu secara berkala memberikan pelatihan terhadap para calon diplomatnya agar dapat secara opimal menjalankan tugasnya untuk meningkatkan hubungan baik kedua negara di tempatnya bertugas nanti.

Dengan adanya pengetahuan mengenai negara-negara tujuan, para diplomat diharapkan juga memahami karakter dari setiap negara agar tidak terjadi salah paham yang dapat mencederai hubungan kedua negara, mengingat diplomat memiliki peran sentral sebagai cermin masyarakat Indonesia di mata negara sahabat.

Baru-baru ini Kementerian Luar Negeri Kamboja menurut kantor berita AP secara khusus mengirimkan surat kepada seluruh kedutaan besar asing di negaranya untuk memperingatkan para diplomat asing agar tidak mengeritik dan menggurui pemerintahan Kamboja.

Sementara itu pada awal pekan ini dalam suatu panel diskusi di Sekretariat ASEAN, mantan menteri luar negeri dan utusan khusus Perdana Menteri India untuk perubahan iklim, Shyam Saran, mengatakan bahwa India akan terus melihat ASEAN sebagai organisasi kawasan yang penting.

Oleh karena itu, menurut dia, seiring dengan perkembangan aset ekonomi kawasan, kedua belah pihak juga perlu untuk mengkaji arsitektur keamanan kawasan termasuk jalur laut.

Hal serupa juga dikemukakan oleh Editor dari harian Indian Express, C. Raja Mohan. Ia mengatakan bahwa India ingin melihat ASEAN kuat. "ASEAN yang kuat akan membantu menjamin bahwa tidak ada satu kekuatan dominan di kawasan," katanya.

Ia juga menyeru kerjasama antara ASEAN dan India di bidang keamanan laut dan jaminan keamanan jalur laut di kawasan.

Merujuk pada arti pentingnya jalur laut antara Samudra Hindia ke Samudra Pasifik, dia menggarisbawahi peran penting ASEAN di kawasan guna memastikan tidak ada satu pihakpun yang mendominasi kawasan maritim.

(T.G003/H-KWR/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010