Jakarta (ANTARA) - Sejumlah ilustrator Indonesia seperti Yosia Raduck membagikan tips dan trik untuk menjadi seorang ilustrator buku, khususnya buku cerita anak-anak.
Yosia yang menggarap ilustrasi buku "Inikah Rumahku Sekarang?", buku cerita yang berkisah tentang proses metamorfosis katak, mengatakan bahwa riset adalah satu langkah penting sebelum memulai menggambar.
Baca juga: Jadi ilustrator di film, Luna Maya ahli gambar "gunung dan sawah"
Baca juga: Dosen ITB masuk 30 ilustrator botani terbaik dunia
Dia melakukan riset tentang siklus kehidupan katak lewat menonton video, mengamati kehidupan katak, dan meneliti beragam foto dan gambar detail ekor, ruas tulang, dan kulit katak.
"Riset dan pengetahuan tentang katak menjadi faktor penting bagi seorang illustrator saat menyajikan cerita dalam gambar," kata Yosia kepada para peserta Webinar "Bringing the Story to Life: Color and Media Matter" yang diselenggarakan oleh Room to Read dan ProVisi Education pada Rabu (18/11).
Selain Yosia, hadir di webinar yang didukung oleh Direktorat Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut ilustrator kawakan lain yakni Nabila Adani dan Evi Shelvia.
Keduanya pernah terlibat dalam proses pembuatan buku-buku anak bergambar "Room to Read".
Nabila berbagi beberapa hal yang biasanya menjadi pertimbangannya sebelum mulai mengilustrasikan sebuah cerita.
"Pertama adalah setting atau latar belakang cerita," kata Nabila. "Kemudian perlu juga mempertimbangkan latar belakang kultural dan latar belakang karakter."
Ia mengungkapkan, latar belakang kultural, misalnya, akan berpengaruh pada pemilihan warna dalam ilustrasi. Dalam webinar tersebut, Nabila berbagi proses pembuatan ilustrasi buku lain yang pernah ia garap yakni "Witan dan Negeri Arana" yang memiliki setting dua dunia, yaitu dunia nyata dan dunia fantasi serta proses pencarian warna dan karakter yang sesuai dengan jalan cerita.
Dalam acara itu, Nabila dan Yosia juga melakukan ilustrasi secara langsung sehingga peserta Webinar dapat langsung menyaksikan perubahan sketsa awal hingga menjadi gambar yang lengkap.
Dalam sesi terakhir, Evi Shelvia berbagi wawasan bagaimana menentukan warna dalam pembuatan ilustrasi buku anak.
Evi berbagi teori "colour wheel" dan penerapannya dalam ilustrasi buku cerita bergambar anak.
Baca juga: Cengar-cengir di pameran Indonesia Senyum
Baca juga: Puty Puar, dari geologi ke ilustrasi
Evi juga berbagi proses dan latar belakang saat mengilustrasikan kisah "Itam dan U" yang dominan berwarna kelam sesuai dengan suasana cerita. "Itam dan U" berkisah tentang seorang anak yang kehilangan orang tua dan sahabatnya dalam bencana alam tsunami.
Koordinator Fungsi Penilaian SD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Eko Warisdiono mengungkapkan bahwa ilustrator buku cerita bergambar anak memiliki peran dalam upaya meningkatkan kompetensi dan kemampuan literasi anak-anak Indonesia.
"Para ilustrator telah membantu mengekspresikan cerita dalam bentuk ilustrasi yang menarik dan bermakna bagi anak-anak," kata Eko.
Pelantar digital LiteracyCloud.org menjadi bagian dari upaya untuk memperkaya sumber belajar sehingga dapat mendukung upaya untuk memperkuat literasi anak-anak, kata Eko.
"Dengan keberadaan LiteracyCloud.org, akan terbentuk kebudayaan membaca, kemampuan membaca, dan menerapkan kemampuan membaca tersebut untuk kepentingan dirinya dan orang lain," katanya.
Buku "Inikah Rumahku Sekarang?", "Witan dan Negeri Arana", serta "Itam dan U" yang diilustrasikan oleh Yosia, Nabila, dan Evi dapat dibaca dengan bebas dan dengan gratis oleh guru, orang tua, dan anak-anak di LiteracyCloud.org.
Webinar "Bringing the Story to Life: Color and Media Matter" adalah rangkaian pelatihan yang diadakan oleh Room to Read dan ProVisi Education untuk para kreator buku anak di Indonesia.
Sebelumnya, Room to Read dan ProVisi Education telah menyelenggarakan pelatihan bagi para penulis buku anak dengan tema "Writing Children Storybook 101: Show, Don’t Tell".
(Adv)
Baca juga: Ilustrator Bandung sabet juara ModCon Digital Arts Competition
Baca juga: Ilustrator Asterix Obelix, Uderzo meninggal saat tidur di usia 92
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020