Rusak karena ketidakhati-hatian dan ketidakpedulian

Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menindak tegas para pelanggar protokol kesehatan karena ibu kota sudah 3 minggu berturut-turut ada di lima besar penambahan kasus COVID-19 mingguan tertinggi.

"Khusus DKI Jakarta sudah 3 minggu berturut-turut di 5 besar penambahan kasus positif mingguan tertinggi, bahkan di pekan ini berada di peringkat pertama. Saya mohon kepada Gubernur DKI dengan aparat penegak hukum untuk melakukan penindakan bagi pelanggar protokol kesehatan sesuai peraturan yang berlaku," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Kantor Presiden Jakarta, Selasa.

Berdasarkan data Satgas COVID-19, pada 15-22 November 2020 di level nasional terjadi kenaikan kasus 3,9 persen dibanding pekan sebelumnya.

Kenaikan tersebut disumbangkan oleh lima provinsi tertinggi yaitu DKI Jakarta yaitu naik 1.937 dari 6.600 menjadi 8.537 kasus; kedua provinsi Riau naik 1.166 dari 867 menjadi 2.033 kasus; ketiga provinsi Jawa Timur yang naik 736 dari 1.666 menjadi 2.392 kasus; keempat provinsi DI Yogyakarta yang naik 338 dari 281 menjadi 619 kasus; dan kelima provinsi Sulawesi Tengah yang naik 245 dari 111 menjadi 356 kasus.

"Saya mohon perhatian dengan sangat untuk pemerintah kelima provinsi ini untuk mengambil langkah-langkah konkrit untuk mengatasi peningkatan kasus karena ini sudah sangat serius," tambah Wiku.

Wiku mengatakan tren kasus penambahan kumulatif tertinggi masih konsisten di lima provinsi pada 2 pekan berturut-turut.

"Tidak ada perubahan secara signifikan, (padahal) ada banyak hal yang dapat diupayakan oleh pemerintah daerah setempat untuk menekan angka kasus," ungkap Wiku.

Baca juga: Kadinkes DKI mengaku tidak tahu penyebab Rizieq tolak tes COVID-19

Baca juga: Satgas COVID-19: Tiga provinsi kasus tinggi sudah lakukan mitigasi

Selain itu, libur panjang pada pekan lalu dan yang akan datang juga dapat memicu kenaikan kasus.

"Untuk itu mohon betul ditingkatkan kapasitas pemeriksaan COVID-19 terutama orang-orang dengan riwayat perjalanan serta melakukan penelusuran kontak erat dengan masif untuk mendeteksi kasus," tambah Wiku.

Satgas COVID-19 meminta agar jangan sampai kerja keras selama 8 bulan terakhir rusak karena ketidaksabaran.

"Rusak karena ketidakhati-hatian dan ketidakpedulian baik pemerintah daerah maupun masyarakat. Kembali saya ingatkan bahwa selama belum ada vaksin maka protokol kesehatan adalah obat terampuh untuk menekan angka penularan selalu pakai masker jaga jarak dan cuci tangan serta hindari bepergian ke luar rumah , jika tidak ada keperluan yang mendesak," tegas Wiku.

Hingga Selasa (24/11) jumlah terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia mencapai 506.302 orang dengan penambahan hari ini sebanyak 4.442 kasus. Terdapat 425.313 orang dinyatakan sembuh dan 16.111 orang meninggal dunia. Sedangkan jumlah pasien suspek mencapai 64.414 orang.

Kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta pun sudah mencapai 129.188 kasus dengan penambahan per Selasa (24/11) adalah 1.015 kasus. Selanjutnya Jawa Timur dengan 59.398 kasus, Jawa Tengah 49.313 kasus, Jawa Barat dengan 48.965 kasus dan Sulawesi Selatan 20.091 kasus.

Baca juga: Kepala BNPB : Kaltara termasuk provinsi paling kecil kasus COVID-19

Baca juga: Luhut soroti lonjakan kasus COVID-19 di empat provinsi

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020