Solo (ANTARA) - Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menawarkan obat hipertensi berbentuk jelly dengan bahan baku dari gelatin.
"Obat hipertensi dalam bentuk jelly dapat menjadi referensi penawaran terobosan obat baru. Obat ini berasal dari susunan protein pada tulang sapi berupa kolagen yang dikonversi menjadi gelatin," kata salah satu perwakilan Tim PKM UNS Irma Khikmawati di Solo, Selasa.
Ia mengatakan dengan sifat gelling agent atau mengandung bahan pengental gelatin tersebut dapat diubah menjadi jelly.
"Gelatin tersusun atas kolagen-kolagen yang dapat ditemukan pada protein hewani, termasuk pada tulang sapi. Struktur kolagen di dalamnya ditemukan susunan peptida bioaktif yang bermanfaat sebagai ACE inhibitor," katanya.
Baca juga: Kemenparekraf-BPU UNS memfasilitasi pendirian badan hukum pelaku usaha
Baca juga: Budaya dari 25 negara meriahkan UNS Cultural Night 2020
Ia mengatakan ACE inhibitor ini memiliki sifat antioksidan dan antihipertensi yang biasanya terdapat pula pada protein hewani.
Pihaknya berharap obat hipertensi berbahan alam ini bisa meminimalisasi efek samping sebagian obat hipertensi yang selama ini beredar di masyarakat, yaitu meliputi batuk, sakit kepala, mual, muntah, diare, gugup, ruam kulit, dan lelah.
"Latar belakang kami membuat penawaran obat hipertensi ini memang karena merasakan keresahan adanya efek negatif obat hipertensi yang dikonsumsi penderita," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, uji antihipertensi pada gelatin telah dilakukan oleh beberapa ahli. Ia mengatakan salah satunya adalah pengujian yang dilakukan oleh Kim et al. (2001) yang dicobakan pada tikus bertekanan darah tinggi diberikan 30mg/kg peptida dari gelatin kulit sapi dan ditemukan penurunan tekanan darah sebesar 15 mmHg.
Uji lainnya oleh Faria et al. (2008) dengan gelatin sapi dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 22 mmHg dan 21,33 mmHg.
"Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ahli, gelatin tulang sapi memiliki potensi menurunkan tekanan darah tinggi. Potensi pada gelatin ini dapat dimanfaatkan sebagai obat dalam bentuk jelly yang mudah dikonsumsi," katanya.
Selain Irma, beberapa mahasiswa lain yang tergabung dalam tim tersebut yaitu Savira Margi Rahayu dan Annisa Nur Amieni.*
Baca juga: UNS targetkan masuk 500 perguruan tinggi terbaik dunia
Baca juga: UNS: Perlu perhatikan karakteristik daerah untuk sikapi stunting
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020