Stockholm (ANTARA News/AFP) - Swedia akan membatasi jumlah pinjaman hipotek menjadi sebesar 85 persen dari nilai sebuah properti dalam upaya untuk menghindari pinjaman yang tidak bertanggung jawab dan penyitaan paksa, otoritas pengawasan keuangan negara itu (FI) mengatakan Rabu.
Peraturan baru, yang menyiratkan bahwa peminjam harus diletakkan pada paling tidak 15 persen dari nilai rumah itu sebelum hipotek diberikan, mulai berlaku pada Oktober 2010, otoritas mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Tujuan dari pedoman umum adalah untuk membendung kecenderungan tidak sehat di pasar kredit, dimana lembaga kredit akan menggunakan pinjaman yang semakin meningkat rasio nilai pinjaman untuk bersaing," jelasnya.
Bank-bank Swedia "mengatur sendiri batas atas mereka, seringkali 80 atau 90 persen (dari nilai properti), namun sejauh ini tidak ada ketentuan mengenai rasio," kata kepala ekonom FI Lars Frisell kepada AFP, menambahkan FI memiliki "wewenang untuk menerbitkan aturan semacam ini."
Namun Frisell mengakui pedoman tersebut adalah "bukan hukum, atau peraturan mengikat, karena bank dapat memiliki cara-cara alternatif untuk mencapai tujuan mereka."
Uang untuk 15 persen sisanya bisa misalnya "berasal dari pinjaman lain, selama itu dijamin oleh sesuatu yang lain dari properti itu," dia menunjukkan.
Swedia tidak berencana untuk mengubah tingkat variabel sitem KPR, yang menurut penyelidikan FI, dikelola dengan baik oleh bank-bank.
Krisis ekonomi global muncul dari sebuah badai keuangan yang dibuat oleh hipotek (mortgage) di Amerika Serikat, itu sendiri dipicu oleh apa yang disebut "subprime" tingkat variabel mortgage yang diberikan kepada orang dengan peringkat kredit yang buruk.
Ratusan ribu orang Amerika kehilangan rumah mereka karena penyitaan.
(A026/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010