Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief mengatakan, jika hasil Sensus 2010 nanti menunjukkan jumlah penduduk Indonesia lebih dari 235 juta jiwa berarti program KB nasionan selama 10 tahun terakhir akan dinilai gagal.
"Kami mengajak seluruh jajaran BKKBN termasuk petugas lapangan dan penyuluh (PLKB/PKB), untuk tetap bekerja keras memasyarakatkan program KB, sehingga pertumbuhan penduduk Indonesia menjadi ideal," katanya pada Temu Kader Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan (IMP) dan PLKB/PKB Tingkat Nasional di Jakarta, kemarin.
Kendati demikian, Kepala BKKBN menyatakan optimis bahwa jumlah penduduk Indonesia hasil Sensus 2010 tidak akan melebihi 235 juta jiwa, karena jumlah peserta progran KB sejak 2006 terus meningkat dan angka pertumbuhan penduduk rata-rata masih sekitar 1,3 persen per tahun.
Jumlah peserta (akseptor) baru program KB baru pada 2008 sekitar 6 juta pasangan usia subur (PUS), pada 2009 meningkat 7,1 juta PUS dan pada 2010 ditargetkan 7,7 juta PUS. Sedangkan peserta KB aktif mencapai 61 persen dari sekitar 45 juta PUS di seluruh Indonesia.
Sugiri menyatakan terimakasih kepada seluruh jajaran BKKBN mulai pusat hingga di daerah, termasuk 132 peserta kader KB nasional 2010 yang terdiri 33 kader dari IMP, 33 kader dari PKB/PKB dan 66 pendamping atas peranserta menyukseskan program KB nasional sehingga terpenebuhi target jumlah peserta baru KB dari tahun ke tahun.
Ia menegaskan jika tidak ada program KB, maka sesuai prediksi para ahli demogrfi bahwa penduduk Indonesia pada 2010 bisa mencapai 360 juta jiwa lebih, sehingga dengan program KB jumlah penduduk 2009 hanya sekitar 220 juta jiwa, atau berkat program KB bisa menghemat pertumbuhan penduduk sekitar 100 juta jiwa lebih.
Pada kesempatan terpisah Ibu Negara Ani Yudhoyono berharap para petugas lapangan dan penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) terus aktif mengingatkan pasangan usia subur untuk mengatur dan merencanakan kehamilan.
Harapan itu dikemukakan Ibu Ani di hadapan ratusan kader pos pelayanan terpadu dan petugas lapangan KB di Tangerang, Banten, Selasa, menyusul dengan pelaksanaan program sensus penduduk, 1-30 Mei 2010.
"Tolong disampaikan kepada pasangan usia subur untuk tolonglah diatur untuk melahirkan jangan terlalu rapat, jangat terlalu banyak karena persaingan antarbangsa yang semakin ketat. Terus diingatkan agar mereka dapat mengatur dan merencanakan kehamilan dengan mengikuti prgram KB sesuai dengan pilihannya," ujarnya.
Ia menilai persaingan antar bangsa yang makin ketat membutuhkan mutu sumber daya manusia yang makin tinggi sehingga generasi masa depan Indonesia haruslah merupakan generasi yang bermutu dan unggul.
Dan itu semua, lanjut Ibu Negara, dapat dicapai dengan mengatur kelahiran, salah satunya melalui KB. "Semakin banyak seorang ibu memiliki anak, makin sedikit punya waktu untuk mendidik anak dengan baik," ujarnya.
KB, lanjut Ibu Ani, juga sangat erat kaitannya dengan pengendalian pertambahan penduduk. Ia mengatakan bahwa pertambahan penduduk yang tidak terkendali dapat menimbulkan persoalan dan menyusahkan negara.
Oleh karena itu, menurut Ibu Negara, kesadaran tersebut menjadi tanggung jawab bersama, dan KB adalah salah satu program yang harus terus digalakkan untuk mengatasi ledakan penduduk.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa melalui hasil sensus penduduk 2010 tersebut dapat diketahui sejauh mana keberhasilan program KB, yang kembali digalakkan menyusul program revitalisasi posyandu.(Ant/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010