Manokwari (ANTARA) - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gagas Bumi (BPH Migas) meresmikan 15 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) baru di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T)

Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa pada peresmian yang dilaksanakan di Manokwari, Papua Barat, Selasa, menyebutkan 15 SPBU baru itu tersebar di sejumlah provinsi yakni Papua Barat, Papua, Maluku Utara (Malut) , Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT) , Nusa Tenggara Barat (NTB) , Kalimantan Timur (Kaltim) serta Bengkulu.

Di Papua Barat ada empat yang doresmikan hari ini, yakni di Raja Ampat, Teluk Bintuni serta Sorong Selatan. "Sisanya ada dua di Papua, empat di Malut, Maluku satu, NTT satu, NTB satu, Kaltim satu dan satu lagi di Bengkulu," kata Fanshurullah.

Ia menjelaskan bahwa pemerintah menginginkan BBM satu harga merata di seluruh wilayah NKRI, termasuk daerah 3T.

"BBM satu harga diresmikan pertama kali di Yahukimo pada 2016 oleh Pak Presiden Joko Widodo. Ini sebagai upaya percepatan dalam mewujudkan keadilan energi di Indonesia," kata dia.

Baca juga: BPH Migas kaji ulang proyek pipa gas Cirebon - Semarang
Baca juga: BPH Migas: Potensi jaringan gas Aceh capai 500 ribu sambungan rumah

Program BBM satu harga yang dilaksanakan BPH Migas bersama PT Pertamina sebagai salah satu upaya mewujudkan keinginan presiden.

Pihaknya berharap program BBM satu harga ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah 3T di seluruh wilayah Indonesia.

"Ini semua harganya sama dengan daerah lain. Dulu di Papua harga premium bisa mencapai Rp20 ribu bahkan Rp40 ribu per liter, dengan program BBM satu harga sekarang sudah sama," katanya

"Kita ingin biaya transportasi di daerah 3T lebih murah, ekonomi masyarakat tumbuh, nelayan lebih besar untungnya, anak-anak bisa sekolah dan lain sebagainya," kata Fanshurullah.

Pewarta: Toyiban
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020